8 Hal Penting tentang sejarah shalat tarawih yang Belum Kamu Tahu

aisyiyah

sejarah shalat tarawih

Ibadah sunnah ini dilakukan khusus pada bulan Ramadan setelah shalat Isya. Pelaksanaannya dapat dilakukan secara berjamaah di masjid atau sendiri di rumah. Shalat Tarawih memiliki keutamaan yang besar di bulan suci, diyakini dapat menghapus dosa-dosa kecil dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sebagai ibadah tambahan, shalat Tarawih menunjukkan semangat dan keimanan umat Muslim dalam menjalankan ibadah di bulan Ramadan.

Contohnya, umat Muslim melaksanakan shalat Tarawih berjamaah di masjid dengan dipimpin oleh seorang imam. Mereka membaca surat-surat Al-Qur’an setelah membaca surat Al-Fatihah di setiap rakaatnya. Jumlah rakaat shalat Tarawih bervariasi, ada yang melaksanakan 8 rakaat dan 3 rakaat witir, ada pula yang melaksanakan 20 rakaat dan 3 rakaat witir. Setelah shalat Tarawih, biasanya dilanjutkan dengan membaca doa dan dzikir bersama.

sejarah shalat tarawih

Shalat Tarawih memiliki sejarah yang panjang dan kaya dalam tradisi Islam. Pada masa Rasulullah SAW, beliau pernah melakukan shalat malam di bulan Ramadan secara berjamaah. Namun, beliau tidak menetapkannya sebagai ibadah wajib agar tidak memberatkan umatnya. Kebiasaan ini kemudian dilanjutkan oleh para sahabat, meskipun tidak dilakukan secara terus-menerus.

Pada masa Khalifah Umar bin Khattab, shalat Tarawih kemudian diresmikan sebagai ibadah sunnah yang dilakukan berjamaah di masjid. Umar bin Khattab melihat bahwa umat Islam melaksanakan shalat malam di bulan Ramadan secara sendiri-sendiri. Beliau kemudian memerintahkan Ubay bin Ka’ab untuk memimpin shalat Tarawih berjamaah, menyatukan umat Muslim dalam satu shaf di masjid.

Keputusan Umar bin Khattab ini disambut baik oleh para sahabat dan umat Islam pada masa itu. Mereka merasa lebih khusyuk dan semangat dalam menjalankan shalat Tarawih secara berjamaah. Sejak saat itu, shalat Tarawih menjadi salah satu tradisi yang melekat dalam ibadah Ramadan.

Shalat Tarawih dinamakan demikian karena adanya waktu istirahat singkat di antara setiap empat rakaat. Kata “tarawih” berasal dari kata “tarwihah” yang berarti istirahat. Istirahat ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada jamaah untuk beristirahat sejenak sebelum melanjutkan shalat.

Pelaksanaan shalat Tarawih biasanya dilakukan setelah shalat Isya dan sebelum shalat Witir. Jumlah rakaat shalat Tarawih bervariasi, ada yang melaksanakan 8 rakaat dan 3 rakaat witir, ada pula yang melaksanakan 20 rakaat dan 3 rakaat witir. Kedua jumlah rakaat tersebut sama-sama memiliki dasar dan dalil yang kuat.

Simak Video untuk sejarah shalat tarawih:


Di Indonesia, shalat Tarawih umumnya dilaksanakan dengan 20 rakaat dan 3 rakaat witir. Setelah shalat Tarawih, biasanya dilanjutkan dengan ceramah agama atau kultum yang disampaikan oleh ustadz atau kiai. Hal ini bertujuan untuk menambah pengetahuan dan pemahaman umat Muslim tentang agama Islam.

Shalat Tarawih merupakan salah satu ibadah sunnah yang memiliki banyak keutamaan di bulan Ramadan. Selain mendapatkan pahala yang berlipat ganda, shalat Tarawih juga dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Melalui shalat Tarawih, umat Muslim dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memohon ampunan atas dosa-dosa yang telah diperbuat.

Dengan memahami sejarah dan keutamaan shalat Tarawih, diharapkan umat Muslim dapat melaksanakan ibadah ini dengan lebih khusyuk dan penuh penghayatan. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua di bulan suci Ramadan.

Poin-Poin Penting tentang Shalat Tarawih

  1. Waktu Pelaksanaan: Shalat Tarawih dilaksanakan setelah shalat Isya dan sebelum shalat Witir. Waktu ini dipilih karena merupakan waktu yang tenang dan khusyuk untuk beribadah. Setelah seharian berpuasa, malam hari menjadi waktu yang tepat untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Shalat Tarawih juga menjadi penutup aktivitas di malam hari sebelum beristirahat.
  2. Jumlah Rakaat: Jumlah rakaat shalat Tarawih bervariasi, ada yang 8 rakaat plus 3 rakaat witir dan ada yang 20 rakaat plus 3 rakaat witir. Kedua jumlah rakaat ini memiliki dasar dan dalil yang kuat. Pilihan jumlah rakaat tergantung pada kemampuan dan kebiasaan masing-masing individu atau komunitas. Yang terpenting adalah melaksanakannya dengan ikhlas dan khusyuk.
  3. Hukum Pelaksanaan: Shalat Tarawih hukumnya sunnah muakkadah, artinya sangat dianjurkan untuk dilaksanakan. Meskipun tidak wajib, shalat Tarawih memiliki keutamaan yang besar di bulan Ramadan. Melaksanakan shalat Tarawih merupakan bentuk ketaatan dan kecintaan kepada Allah SWT. Rasulullah SAW sendiri pernah melaksanakannya, meskipun tidak mewajibkannya kepada umat.
  4. Keutamaan Shalat Tarawih: Shalat Tarawih memiliki banyak keutamaan, di antaranya adalah diampuni dosa-dosa kecil, mendapatkan pahala yang berlipat ganda, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Di bulan Ramadan, pahala ibadah dilipatgandakan oleh Allah SWT. Shalat Tarawih juga menjadi kesempatan untuk memohon ampunan dan rahmat dari Allah SWT.
  5. Pelaksanaan Berjamaah: Shalat Tarawih dapat dilakukan secara berjamaah di masjid atau sendiri di rumah. Pelaksanaan secara berjamaah lebih dianjurkan karena memiliki pahala yang lebih besar. Berjamaah juga dapat meningkatkan ukhuwah Islamiyah dan semangat dalam beribadah. Namun, jika tidak memungkinkan, melaksanakannya sendiri di rumah tetap mendapatkan pahala.
  6. Bacaan dalam Shalat Tarawih: Dalam shalat Tarawih, disunnahkan membaca surat-surat Al-Qur’an setelah membaca surat Al-Fatihah di setiap rakaatnya. Pilihan surat dapat disesuaikan dengan kemampuan dan hafalan masing-masing individu. Membaca Al-Qur’an dengan tartil dan memahami artinya dapat meningkatkan kualitas shalat Tarawih.
  7. Tata Cara Pelaksanaan: Tata cara pelaksanaan shalat Tarawih sama seperti shalat sunnah lainnya. Dimulai dengan niat, takbiratul ihram, membaca surat Al-Fatihah dan surat pendek, rukuk, sujud, dan seterusnya. Yang membedakan adalah jumlah rakaatnya yang lebih banyak dan adanya waktu istirahat singkat di antara setiap empat rakaat.
  8. Hikmah Shalat Tarawih: Shalat Tarawih memiliki banyak hikmah, di antaranya adalah meningkatkan keimanan dan ketakwaan, melatih kesabaran dan kedisiplinan, serta mempererat tali silaturahmi antar umat Muslim. Melaksanakan shalat Tarawih secara rutin dapat membentuk karakter yang lebih baik dan meningkatkan kualitas spiritual.

Tips Melaksanakan Shalat Tarawih dengan Khusyuk

  • Mempersiapkan Diri Sebelum Shalat: Persiapkan diri sebelum shalat dengan berwudhu dengan sempurna, memakai pakaian yang bersih dan rapi, serta datang ke masjid lebih awal. Dengan mempersiapkan diri dengan baik, kita dapat lebih fokus dan khusyuk dalam shalat. Kedatangan lebih awal juga memberikan waktu untuk menenangkan diri dan mempersiapkan hati untuk beribadah.
  • Memahami Arti Bacaan Shalat: Usahakan untuk memahami arti bacaan shalat, terutama surat Al-Fatihah dan surat-surat pendek yang dibaca. Dengan memahami artinya, kita dapat lebih menghayati dan meresapi makna dari setiap bacaan. Hal ini dapat meningkatkan kualitas shalat dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
  • Menjaga Konsentrasi Selama Shalat: Hindari segala hal yang dapat mengganggu konsentrasi selama shalat, seperti memikirkan hal-hal duniawi atau melihat ke sana kemari. Fokuskan pikiran dan hati hanya kepada Allah SWT. Konsentrasi yang baik dapat meningkatkan kualitas shalat dan membuat kita lebih dekat dengan Allah SWT.
  • Berdoa dengan Khusyuk: Panjatkan doa dengan khusyuk dan penuh harap kepada Allah SWT. Sampaikan segala kebutuhan dan harapan kita kepada-Nya. Bulan Ramadan adalah bulan yang penuh berkah, sehingga doa-doa kita lebih mudah dikabulkan oleh Allah SWT.

Shalat Tarawih merupakan ibadah sunnah yang khusus dilakukan pada bulan Ramadan. Ibadah ini memiliki keutamaan yang besar dan dianjurkan untuk dilaksanakan oleh seluruh umat Muslim. Melaksanakan shalat Tarawih secara rutin dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.

Sejarah shalat Tarawih bermula dari masa Rasulullah SAW dan kemudian diresmikan pada masa Khalifah Umar bin Khattab. Pelaksanaannya secara berjamaah di masjid menunjukkan persatuan dan kesatuan umat Muslim dalam beribadah. Tradisi ini terus dilestarikan hingga saat ini.

Jumlah rakaat shalat Tarawih bervariasi, ada yang 8 rakaat dan 3 rakaat witir, dan ada pula yang 20 rakaat dan 3 rakaat witir. Kedua jumlah rakaat ini memiliki dasar dan dalil yang kuat. Pilihan jumlah rakaat tergantung pada kemampuan dan kebiasaan masing-masing individu atau komunitas.

Keutamaan shalat Tarawih sangatlah banyak, di antaranya adalah diampuni dosa-dosa kecil, mendapatkan pahala yang berlipat ganda, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Di bulan Ramadan, pahala ibadah dilipatgandakan oleh Allah SWT. Shalat Tarawih juga menjadi kesempatan untuk memohon ampunan dan rahmat dari Allah SWT.

Pelaksanaan shalat Tarawih dapat dilakukan secara berjamaah di masjid atau sendiri di rumah. Pelaksanaan secara berjamaah lebih dianjurkan karena memiliki pahala yang lebih besar. Berjamaah juga dapat meningkatkan ukhuwah Islamiyah dan semangat dalam beribadah.

Dalam shalat Tarawih, disunnahkan membaca surat-surat Al-Qur’an setelah membaca surat Al-Fatihah di setiap rakaatnya. Pilihan surat dapat disesuaikan dengan kemampuan dan hafalan masing-masing individu. Membaca Al-Qur’an dengan tartil dan memahami artinya dapat meningkatkan kualitas shalat Tarawih.

Tata cara pelaksanaan shalat Tarawih sama seperti shalat sunnah lainnya. Dimulai dengan niat, takbiratul ihram, membaca surat Al-Fatihah dan surat pendek, rukuk, sujud, dan seterusnya. Yang membedakan adalah jumlah rakaatnya yang lebih banyak dan adanya waktu istirahat singkat di antara setiap empat rakaat.

Hikmah shalat Tarawih sangatlah banyak, di antaranya adalah meningkatkan keimanan dan ketakwaan, melatih kesabaran dan kedisiplinan, serta mempererat tali silaturahmi antar umat Muslim. Melaksanakan shalat Tarawih secara rutin dapat membentuk karakter yang lebih baik dan meningkatkan kualitas spiritual.

Pertanyaan Seputar Shalat Tarawih

Muhammad Al-Farisi: Apakah boleh shalat Tarawih dilakukan sendiri di rumah?

KH. Abuya Muhtadi Dimyati: Boleh, shalat Tarawih boleh dilakukan sendiri di rumah jika tidak memungkinkan untuk berjamaah di masjid. Namun, shalat berjamaah di masjid lebih dianjurkan karena memiliki pahala yang lebih besar.

Ahmad Zainuddin: Berapa jumlah rakaat shalat Tarawih yang paling utama?

KH. Abuya Muhtadi Dimyati: Baik 8 rakaat plus 3 witir maupun 20 rakaat plus 3 witir, keduanya memiliki dasar yang kuat. Yang terpenting adalah melaksanakannya dengan ikhlas dan khusyuk.

Bilal Ramadhan: Apakah boleh membaca surat yang sama di setiap rakaat shalat Tarawih?

KH. Abuya Muhtadi Dimyati: Boleh, membaca surat yang sama di setiap rakaat shalat Tarawih diperbolehkan. Namun, disarankan untuk membaca surat yang berbeda-beda agar lebih bervariasi.

Fadhlan Syahreza: Apa hukumnya meninggalkan shalat Tarawih?

KH. Abuya Muhtadi Dimyati: Meninggalkan shalat Tarawih tidak berdosa karena hukumnya sunnah. Namun, sangat disayangkan karena kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pahala yang berlipat ganda di bulan Ramadan.

Ghazali Nurrahman: Apakah boleh shalat Tarawih diqashar?

KH. Abuya Muhtadi Dimyati: Shalat Tarawih tidak diqashar karena bukan shalat fardhu yang berkaitan dengan safar. Shalat Tarawih tetap dilakukan dengan rakaat penuh sebagaimana mestinya.

Hafidz Al-Karim: Kapan waktu terbaik untuk melaksanakan shalat Tarawih?

KH. Abuya Muhtadi Dimyati: Waktu terbaik untuk melaksanakan shalat Tarawih adalah setelah shalat Isya dan sebelum shalat Witir. Waktu ini dipilih karena merupakan waktu yang tenang dan khusyuk untuk beribadah.

Artikel Terkait

Bagikan:

Artikel Terbaru