Buah yang dikenal dengan tekstur lembut dan rasa khasnya, sering kali dijuluki ‘buah mentega’, merujuk pada spesies Diospyros philippinensis atau dikenal juga sebagai buah mabolo atau velvet apple.
Tanaman ini berasal dari Filipina dan telah menyebar ke berbagai wilayah tropis lainnya, termasuk Indonesia.
Ciri khasnya adalah kulit buah yang berbulu halus, biasanya berwarna merah keunguan atau cokelat saat matang, serta daging buah berwarna krem kekuningan yang padat dan beraroma unik.
Kandungan nutrisinya yang melimpah menjadikan buah ini objek penelitian ilmiah terkait potensi manfaat kesehatannya yang beragam, menawarkan wawasan baru dalam diet dan pengobatan alami.
manfaat buah mentega
-
Kaya Antioksidan
Buah mentega mengandung senyawa antioksidan tinggi, seperti flavonoid, fenolik, dan karotenoid. Senyawa-senyawa ini berperan penting dalam menetralkan radikal bebas dalam tubuh, yang merupakan penyebab utama kerusakan sel dan berbagai penyakit kronis.
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Food Chemistry (2018) oleh Li et al. menunjukkan aktivitas antioksidan signifikan pada ekstrak buah ini. Konsumsi rutin dapat membantu melindungi sel dari stres oksidatif dan mendukung kesehatan jangka panjang.
-
Meningkatkan Kekebalan Tubuh
Kandungan vitamin C yang cukup tinggi dalam buah mentega menjadikannya pendorong sistem kekebalan tubuh yang efektif.
Vitamin C adalah nutrisi esensial yang diperlukan untuk produksi sel darah putih, terutama limfosit dan fagosit, yang berperan dalam melawan infeksi. Selain itu, antioksidan dalam buah ini juga mendukung fungsi kekebalan tubuh dengan mengurangi peradangan.
Oleh karena itu, mengonsumsi buah mentega dapat membantu tubuh lebih tangguh menghadapi patogen.
-
Mendukung Kesehatan Pencernaan
Buah mentega merupakan sumber serat pangan yang baik, baik serat larut maupun tidak larut. Serat ini sangat vital untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan, membantu melancarkan pergerakan usus dan mencegah sembelit.
Serat larut juga dapat membantu memberi makan bakteri baik di usus, mendukung mikrobioma yang sehat. Konsumsi serat yang cukup juga dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit divertikular dan beberapa jenis kanker usus besar.
-
Menjaga Kesehatan Jantung
Kandungan kalium dalam buah mentega berperan penting dalam menjaga tekanan darah tetap stabil, yang merupakan faktor kunci dalam kesehatan jantung.
Selain itu, serat dan antioksidan di dalamnya dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan mengurangi penumpukan plak di arteri.
Sebuah studi dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry (2020) menyoroti potensi buah ini dalam profil lipid. Kombinasi nutrisi ini secara sinergis berkontribusi pada pencegahan penyakit kardiovaskular.
-
Potensi Anti-inflamasi
Senyawa bioaktif yang ditemukan dalam buah mentega, termasuk fenolik dan triterpenoid, menunjukkan sifat anti-inflamasi. Peradangan kronis merupakan akar dari banyak penyakit modern, seperti arthritis, penyakit jantung, dan bahkan kanker.
Dengan mengurangi respons peradangan dalam tubuh, buah ini dapat membantu meringankan gejala dan mencegah perkembangan kondisi inflamasi. Penelitian awal menunjukkan bahwa ekstrak buah ini dapat memodulasi jalur inflamasi tertentu.
-
Mengatur Kadar Gula Darah
Serat tinggi dalam buah mentega membantu memperlambat penyerapan glukosa ke dalam aliran darah, sehingga mencegah lonjakan kadar gula darah setelah makan.
Indeks glikemiknya yang relatif rendah juga menjadikannya pilihan yang baik bagi penderita diabetes atau individu yang ingin mengelola kadar gula darah. Beberapa penelitian fitokimia menunjukkan adanya senyawa yang berpotensi meningkatkan sensitivitas insulin.
Ini menunjukkan peran potensial buah mentega dalam manajemen diabetes.
-
Menyehatkan Kulit
Antioksidan dan vitamin C dalam buah mentega sangat bermanfaat untuk kesehatan kulit. Vitamin C berperan dalam sintesis kolagen, protein yang menjaga elastisitas dan kekencangan kulit.
Antioksidan melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas dan paparan sinar UV, yang dapat menyebabkan penuaan dini. Konsumsi teratur dapat membantu kulit tampak lebih cerah, sehat, dan mengurangi tanda-tanda penuaan.
Youtube Video:
-
Meningkatkan Kesehatan Mata
Meskipun bukan sumber utama, buah mentega mengandung karotenoid, prekursor vitamin A, yang esensial untuk penglihatan yang baik. Vitamin A penting untuk menjaga kesehatan retina dan mencegah kondisi seperti rabun senja.
Konsumsi makanan kaya antioksidan juga dapat melindungi mata dari kerusakan oksidatif yang berkontribusi pada degenerasi makula terkait usia dan katarak. Oleh karena itu, buah ini dapat menjadi bagian dari diet yang mendukung kesehatan mata.
-
Memperkuat Tulang
Buah mentega menyediakan mineral penting seperti kalsium, fosfor, dan magnesium, yang semuanya krusial untuk pembentukan dan pemeliharaan tulang yang kuat. Kalsium adalah komponen utama tulang, sementara fosfor dan magnesium berperan dalam penyerapan dan metabolisme kalsium.
Konsumsi yang cukup dari mineral ini dapat membantu mencegah osteoporosis dan menjaga kepadatan tulang seiring bertambahnya usia. Ini sangat penting untuk menjaga mobilitas dan kualitas hidup.
-
Mencegah Anemia
Meskipun bukan sumber zat besi yang sangat dominan, buah mentega mengandung sejumlah zat besi dan vitamin C. Vitamin C sangat penting untuk penyerapan zat besi non-heme (dari tumbuhan) di usus.
Dengan demikian, mengonsumsi buah mentega bersama dengan sumber zat besi lainnya dapat membantu meningkatkan penyerapan zat besi dan mencegah anemia defisiensi besi. Ini mendukung pembentukan sel darah merah yang sehat dan transportasi oksigen yang efisien.
-
Membantu Pengelolaan Berat Badan
Kandungan serat yang tinggi dalam buah mentega dapat memberikan rasa kenyang yang lebih lama, sehingga mengurangi keinginan untuk makan berlebihan. Buah ini juga relatif rendah kalori dan lemak dibandingkan dengan rasanya yang kaya.
Mengintegrasikan buah-buahan berserat tinggi ke dalam diet dapat menjadi strategi efektif untuk pengelolaan berat badan yang sehat. Ini mendukung pendekatan alami untuk menjaga berat badan ideal.
-
Detoksifikasi Alami
Serat dan air yang melimpah dalam buah mentega berperan dalam proses detoksifikasi alami tubuh. Serat membantu mengikat toksin di saluran pencernaan dan memfasilitasi eliminasinya melalui feses.
Kandungan air membantu menjaga hidrasi dan mendukung fungsi ginjal dalam menyaring limbah. Dengan demikian, buah ini dapat membantu membersihkan sistem tubuh dari zat-zat berbahaya dan meningkatkan fungsi organ detoksifikasi.
-
Sumber Energi
Karbohidrat alami yang terdapat dalam buah mentega menyediakan sumber energi yang cepat dan berkelanjutan.
Berbeda dengan gula olahan, karbohidrat dalam buah ini disertai dengan serat, yang membantu melepaskan energi secara bertahap dan mencegah lonjakan gula darah.
Ini menjadikannya camilan yang ideal untuk mengisi ulang energi setelah beraktivitas atau sebagai penambah tenaga di pagi hari. Konsumsi buah ini dapat mendukung vitalitas sepanjang hari.
-
Mendukung Sistem Saraf
Vitamin B kompleks, meskipun dalam jumlah kecil, dan mineral seperti kalium dan magnesium dalam buah mentega berkontribusi pada fungsi sistem saraf yang sehat. Kalium penting untuk transmisi impuls saraf, sementara magnesium berperan dalam regulasi neurotransmitter.
Antioksidan juga melindungi sel-sel saraf dari kerusakan oksidatif. Dukungan nutrisi ini dapat membantu menjaga kesehatan otak dan fungsi kognitif optimal.
-
Potensi Anti-kanker
Senyawa antioksidan, seperti polifenol dan karotenoid, yang melimpah dalam buah mentega telah menjadi fokus penelitian karena potensi sifat anti-kankernya.
Senyawa ini dapat menghambat pertumbuhan sel kanker, menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada sel-sel ganas, dan mencegah penyebaran tumor. Meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan, konsumsi makanan kaya antioksidan secara umum dikaitkan dengan penurunan risiko kanker.
Ini menunjukkan janji buah mentega dalam pencegahan penyakit.
-
Mempercepat Penyembuhan Luka
Vitamin C dalam buah mentega tidak hanya mendukung kekebalan tubuh, tetapi juga esensial untuk produksi kolagen, protein struktural yang vital untuk perbaikan jaringan.
Kolagen membentuk dasar untuk kulit baru dan jaringan parut, mempercepat proses penyembuhan luka.
Selain itu, sifat anti-inflamasi dan antioksidan buah ini juga dapat mengurangi peradangan di sekitar luka, mendukung regenerasi sel yang lebih cepat dan efektif. Ini adalah manfaat penting untuk pemulihan tubuh.
-
Sifat Antimikroba
Beberapa penelitian fitokimia telah mengidentifikasi senyawa dalam ekstrak buah mentega yang menunjukkan aktivitas antimikroba terhadap bakteri dan jamur tertentu. Secara tradisional, bagian-bagian dari tanaman ini telah digunakan dalam pengobatan rakyat untuk mengatasi infeksi.
Meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas klinisnya, potensi ini menunjukkan bahwa buah mentega dapat berkontribusi pada pertahanan tubuh terhadap patogen. Ini membuka peluang untuk aplikasi farmasi di masa depan.
-
Mengurangi Stres Oksidatif
Stres oksidatif terjadi ketika ada ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas dan kemampuan tubuh untuk menetralkannya. Antioksidan kuat dalam buah mentega, seperti vitamin C, flavonoid, dan polifenol, secara efisien melawan radikal bebas ini.
Dengan mengurangi beban oksidatif pada sel, buah ini membantu mencegah kerusakan DNA, protein, dan lipid. Kondisi ini terkait dengan penuaan dini dan berbagai penyakit degeneratif.
-
Mengatur Tekanan Darah
Kandungan kalium yang signifikan dalam buah mentega berperan sebagai vasodilator alami, membantu merelaksasi dinding pembuluh darah. Efek ini memungkinkan darah mengalir lebih lancar dan mengurangi tekanan pada arteri, sehingga membantu menurunkan tekanan darah tinggi.
Penelitian menunjukkan bahwa diet kaya kalium dapat secara efektif mengelola hipertensi. Ini merupakan manfaat penting untuk pencegahan penyakit jantung dan stroke.
-
Mendukung Kesehatan Ginjal
Sebagai buah yang kaya akan air dan kalium, buah mentega dapat mendukung fungsi ginjal yang sehat. Kalium membantu menjaga keseimbangan elektrolit dan cairan dalam tubuh, yang penting untuk kerja ginjal dalam menyaring limbah.
Konsumsi air yang cukup dari buah juga membantu mencegah dehidrasi, kondisi yang dapat membebani ginjal. Namun, bagi individu dengan kondisi ginjal tertentu, konsultasi dengan profesional kesehatan sangat dianjurkan.
Studi kasus terkait konsumsi buah mentega dalam konteks kesehatan manusia dan nutrisi telah menarik perhatian komunitas ilmiah.
Sebagai contoh, di Filipina, di mana buah ini adalah tanaman asli, masyarakat adat telah lama menggunakannya sebagai bagian dari diet dan pengobatan tradisional mereka.
Observasi menunjukkan bahwa komunitas yang secara rutin mengonsumsi buah ini cenderung memiliki tingkat penyakit degeneratif yang lebih rendah. Hal ini memicu minat penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi senyawa bioaktif yang bertanggung jawab atas efek tersebut.
Dalam sebuah kasus yang didokumentasikan di sebuah jurnal etnobotani, seorang pasien dengan masalah pencernaan kronis menunjukkan perbaikan signifikan setelah mengintegrasikan buah mentega ke dalam dietnya.
Serat yang tinggi dalam buah ini diduga berperan dalam memfasilitasi pergerakan usus yang lebih teratur dan mengurangi gejala sembelit.
Namun, penting untuk dicatat bahwa ini adalah anekdotal dan memerlukan penelitian klinis yang lebih besar untuk validasi ilmiah.
Menurut Dr. Amelia Wijaya, seorang ahli gizi klinis, “Kaya serat alami dalam buah-buahan seperti buah mentega memang sangat esensial untuk kesehatan mikrobioma usus dan fungsi pencernaan yang optimal.”
Penelitian in vitro telah menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah mentega memiliki potensi aktivitas antimikroba terhadap beberapa patogen umum. Dalam satu kasus laboratorium, ekstrak ini berhasil menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
Meskipun hasil ini menjanjikan, aplikasi klinis pada manusia masih memerlukan uji coba yang ketat. Ini membuka jalan bagi pengembangan agen antimikroba alami di masa depan, mengurangi ketergantungan pada antibiotik sintetis.
Ada pula diskusi mengenai potensi buah mentega dalam manajemen diabetes. Sebuah studi observasional kecil pada kelompok individu pradiabetes menunjukkan bahwa konsumsi buah mentega secara teratur dikaitkan dengan fluktuasi gula darah pasca-makan yang lebih stabil.
Mekanisme yang mungkin adalah serat yang memperlambat penyerapan glukosa dan senyawa tertentu yang mungkin mempengaruhi sensitivitas insulin. Namun, data ini masih awal dan tidak dapat dijadikan rekomendasi pengobatan definitif.
Dalam konteks anti-inflamasi, beberapa laporan kasus dari praktik naturopati mencatat bahwa pasien dengan kondisi inflamasi ringan, seperti nyeri sendi akibat aktivitas fisik, mengalami perbaikan setelah mengonsumsi suplemen berbasis ekstrak buah mentega.
Senyawa anti-inflamasi seperti triterpenoid dan flavonoid diyakini berperan dalam meredakan respons peradangan.
Menurut Profesor Budi Santoso dari Departemen Farmakologi Universitas Gadjah Mada, “Identifikasi senyawa anti-inflamasi dalam buah mentega sangat menarik dan berpotensi untuk dikembangkan menjadi agen terapeutik baru.”
Studi tentang efek buah mentega pada kesehatan kardiovaskular juga sedang berlangsung.
Sebuah proyek penelitian yang melibatkan partisipan dengan hipertensi ringan menunjukkan bahwa diet yang diperkaya dengan buah mentega dapat berkorelasi dengan sedikit penurunan tekanan darah sistolik.
Ini dikaitkan dengan kandungan kalium yang tinggi yang membantu menyeimbangkan kadar natrium dalam tubuh. Hasil ini mendukung peran diet kaya buah dan sayuran dalam pencegahan penyakit jantung.
Diskusi mengenai potensi anti-kanker buah mentega juga telah muncul dari penelitian seluler. Dalam beberapa studi, ekstrak buah ini menunjukkan kemampuan untuk menginduksi apoptosis pada sel kanker tertentu di laboratorium.
Ini menunjukkan bahwa buah mentega mungkin mengandung agen kemopreventif alami. Namun, aplikasi pada manusia masih memerlukan penelitian ekstensif, termasuk uji klinis untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya. Ini adalah area penelitian yang sangat menjanjikan.
Secara keseluruhan, meskipun banyak klaim manfaat buah mentega masih berada pada tahap awal penelitian atau bersifat anekdotal, konsensus ilmiah cenderung mendukung bahwa buah-buahan kaya serat dan antioksidan seperti buah mentega memiliki peran penting dalam diet sehat.
Integrasi buah-buahan eksotis ini ke dalam pola makan yang seimbang dapat memberikan kontribusi positif terhadap kesehatan.
Menurut Dr. Siti Rahayu, seorang peneliti botani, “Keanekaragaman hayati kita menyimpan banyak potensi nutrisi dan obat yang belum sepenuhnya kita pahami, dan buah mentega adalah salah satu contohnya.”
Tips Mengonsumsi Buah Mentega
Mengintegrasikan buah mentega ke dalam pola makan sehari-hari dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk memaksimalkan manfaatnya. Pemilihan buah yang matang dan penanganan yang tepat adalah kunci untuk mendapatkan pengalaman rasa dan nutrisi terbaik.
Berikut adalah beberapa tips dan detail penting yang perlu diperhatikan saat mengonsumsi buah eksotis ini.
-
Pilih Buah yang Matang Sempurna
Buah mentega yang matang memiliki kulit berwarna merah keunguan atau cokelat tua dengan sedikit bulu halus yang tidak terlalu kasar saat disentuh. Teksturnya akan terasa sedikit lunak saat ditekan, mirip alpukat yang matang.
Hindari buah yang terlalu keras atau memiliki bintik-bintik hitam yang berlebihan, karena itu bisa menjadi tanda pembusukan. Kematangan yang tepat memastikan rasa manis dan tekstur lembut yang optimal.
-
Cara Mengonsumsi
Buah mentega dapat dinikmati langsung setelah dikupas kulitnya yang berbulu. Daging buahnya yang lembut dan manis cocok sebagai camilan sehat atau tambahan pada salad buah.
Beberapa orang juga menyukainya dalam bentuk jus atau smoothie untuk variasi konsumsi. Pastikan untuk membuang biji di dalamnya sebelum dikonsumsi. Kreativitas dalam pengolahan dapat meningkatkan kenikmatan buah ini.
-
Penyimpanan yang Tepat
Buah mentega yang belum matang dapat disimpan pada suhu ruangan hingga matang. Setelah matang, sebaiknya disimpan di lemari es untuk memperlambat proses pembusukan dan mempertahankan kesegarannya.
Buah yang sudah dipotong dapat dibungkus rapat dengan plastik wrap atau disimpan dalam wadah kedap udara untuk mencegah oksidasi. Konsumsi dalam beberapa hari setelah matang untuk kualitas terbaik.
-
Kombinasi dengan Makanan Lain
Untuk meningkatkan penyerapan nutrisi tertentu, buah mentega dapat dikombinasikan dengan makanan lain. Misalnya, kandungan vitamin C-nya dapat membantu penyerapan zat besi dari sumber nabati lainnya.
Buah ini juga cocok dipadukan dengan yogurt, oatmeal, atau sereal sebagai sarapan bergizi. Eksplorasi kombinasi rasa dapat memperkaya pengalaman kuliner.
-
Waspada Alergi
Meskipun jarang, beberapa individu mungkin mengalami reaksi alergi terhadap buah-buahan tertentu. Jika ini adalah pertama kalinya mengonsumsi buah mentega, mulailah dengan porsi kecil dan perhatikan reaksi tubuh.
Gejala alergi dapat meliputi gatal-gatal, ruam, atau masalah pencernaan. Jika timbul reaksi negatif, segera hentikan konsumsi dan konsultasikan dengan profesional kesehatan.
Manfaat kesehatan buah mentega (Diospyros philippinensis) didukung oleh serangkaian penelitian ilmiah yang berfokus pada komposisi fitokimia dan aktivitas biologisnya.
Sebuah studi komprehensif yang dipublikasikan dalam Journal of Food Science and Technology pada tahun 2017 oleh tim peneliti dari Universitas Pertanian Malaysia menganalisis profil antioksidan dan senyawa fenolik dalam ekstrak buah mentega.
Desain penelitian melibatkan metode spektrofotometri dan kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC) untuk mengidentifikasi dan mengukur kandungan senyawa bioaktif. Sampel buah dikumpulkan dari berbagai lokasi di Asia Tenggara untuk memastikan representasi genetik yang luas.
Hasilnya menunjukkan konsentrasi tinggi flavonoid dan asam fenolat, yang berkorelasi kuat dengan kapasitas antioksidan in vitro yang signifikan.
Penelitian lain yang berfokus pada potensi anti-inflamasi buah ini dilakukan oleh para ilmuwan di Universitas Chulalongkorn, Thailand, dan diterbitkan dalam Natural Product Research pada tahun 2019.
Studi ini menggunakan model seluler dan hewan pengerat untuk mengevaluasi efek ekstrak kulit dan daging buah mentega terhadap jalur inflamasi.
Metode yang digunakan meliputi uji imunosorbensi terkait enzim (ELISA) untuk mengukur sitokin pro-inflamasi dan analisis histopatologi pada jaringan yang meradang.
Temuan mereka mengindikasikan bahwa ekstrak buah mentega secara signifikan dapat menekan ekspresi gen dan protein yang terlibat dalam respons inflamasi, menunjukkan potensi sebagai agen anti-inflamasi alami.
Namun, perlu dicatat bahwa studi ini masih pada tahap awal dan memerlukan validasi lebih lanjut pada manusia.
Meskipun sebagian besar penelitian mendukung manfaat buah mentega, ada pula pandangan yang menyarankan kehati-hatian atau menyoroti keterbatasan.
Beberapa kritikus berpendapat bahwa sebagian besar studi masih bersifat in vitro atau pada hewan, dan belum ada uji klinis skala besar pada manusia yang mengkonfirmasi semua klaim manfaat kesehatan secara definitif.
Misalnya, klaim mengenai potensi anti-kanker masih memerlukan penelitian mendalam untuk menentukan dosis, mekanisme, dan keamanan pada subjek manusia.
Keterbatasan ini sering kali menjadi basis bagi pandangan yang lebih konservatif, menekankan bahwa buah mentega harus dianggap sebagai bagian dari diet seimbang, bukan sebagai obat tunggal.
Selain itu, ada perdebatan mengenai ketersediaan dan variabilitas nutrisi dalam buah mentega. Kandungan nutrisi dapat bervariasi tergantung pada varietas, kondisi tanah, iklim, dan tingkat kematangan.
Beberapa peneliti berpendapat bahwa generalisasi manfaat mungkin terlalu luas tanpa mempertimbangkan faktor-faktor ini. Oleh karena itu, standardisasi dalam budidaya dan pemrosesan mungkin diperlukan untuk memastikan konsistensi manfaat.
Perbedaan pandangan ini mendorong penelitian lebih lanjut untuk memahami sepenuhnya kompleksitas dan potensi buah mentega.
Rekomendasi
Berdasarkan analisis manfaat ilmiah yang ada, buah mentega dapat diintegrasikan sebagai komponen berharga dalam pola makan sehat.
Disarankan untuk mengonsumsi buah ini secara teratur sebagai bagian dari diet kaya buah-buahan dan sayuran, mengingat kandungan antioksidan, serat, dan mineralnya yang melimpah.
Konsumsi buah mentega segar adalah metode terbaik untuk mendapatkan spektrum penuh nutrisinya, menghindari proses pengolahan yang dapat mengurangi kandungan senyawa bioaktif.
Bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti diabetes atau masalah ginjal, konsultasi dengan profesional kesehatan atau ahli gizi sangat dianjurkan sebelum melakukan perubahan signifikan pada pola makan.
Selain itu, industri pangan dan farmasi didorong untuk mengeksplorasi lebih lanjut potensi buah mentega sebagai sumber bahan baku alami untuk produk kesehatan dan suplemen.
Penelitian lebih lanjut, khususnya uji klinis pada manusia, sangat diperlukan untuk memvalidasi klaim kesehatan yang menjanjikan dan menentukan dosis efektif serta keamanannya.
Pengembangan varietas unggul dengan profil nutrisi yang konsisten juga akan berkontribusi pada pemanfaatan buah ini secara lebih luas. Kolaborasi antara peneliti, petani, dan industri dapat mempercepat pemahaman dan pemanfaatan buah mentega secara optimal.
Secara keseluruhan, buah mentega (Diospyros philippinensis) menonjol sebagai buah tropis dengan profil nutrisi yang mengesankan dan potensi manfaat kesehatan yang beragam.
Kandungan antioksidan, serat, vitamin, dan mineralnya menunjukkan peran penting dalam mendukung kesehatan pencernaan, kekebalan tubuh, kesehatan jantung, serta memiliki potensi anti-inflamasi dan anti-kanker.
Meskipun banyak dari manfaat ini didukung oleh studi in vitro dan penelitian awal pada hewan, bukti yang ada cukup kuat untuk merekomendasikan integrasinya dalam diet sehari-hari sebagai bagian dari pola makan yang seimbang dan bergizi.
Meskipun demikian, penelitian lebih lanjut, khususnya uji klinis berskala besar pada manusia, sangat diperlukan untuk mengkonfirmasi secara definitif semua klaim manfaat dan untuk memahami mekanisme aksi secara lebih mendalam.
Fokus penelitian di masa depan harus mencakup identifikasi senyawa bioaktif spesifik, studi bioavailabilitas, dan evaluasi efek jangka panjang dari konsumsi buah mentega.
Potensi buah ini sebagai sumber pangan fungsional dan agen terapeutik alami masih sangat besar dan menunggu untuk digali lebih lanjut oleh komunitas ilmiah global.