10 Hal Penting tentang Rakaat Tarawih Muhammadiyah: Panduan Lengkap & Hikmahnya

aisyiyah

rakaat tarawih muhammadiyah

Shalat Tarawih yang dicontohkan Rasulullah SAW merupakan ibadah sunnah yang dikerjakan pada malam bulan Ramadhan. Ibadah ini memiliki keutamaan yang luar biasa, di antaranya menghapus dosa-dosa kecil dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Pelaksanaannya dilakukan setelah shalat Isya dan sebelum shalat Witir. Jumlah rakaat shalat Tarawih yang dicontohkan Rasulullah SAW bervariasi, sehingga umat Islam memiliki beberapa pilihan dalam mengamalkannya.

Sebagai contoh, Rasulullah SAW pernah melaksanakan shalat Tarawih sebanyak sebelas rakaat, dengan rincian delapan rakaat Tarawih dan tiga rakaat Witir. Contoh lain adalah pelaksanaan shalat Tarawih dengan jumlah tiga belas rakaat, terdiri dari dua belas rakaat Tarawih dan satu rakaat Witir. Perbedaan jumlah rakaat ini menunjukkan fleksibilitas dalam menjalankan ibadah sunnah ini, selama tetap berpegang pada tuntunan Rasulullah SAW dan tidak memberatkan diri.

Rakaat Tarawih Muhammadiyah

Muhammadiyah, sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, menganjurkan pelaksanaan shalat Tarawih sebanyak 8 rakaat diikuti dengan 3 rakaat shalat witir. Anjuran ini didasarkan pada hadits riwayat Aisyah RA yang menjelaskan bahwa Rasulullah SAW tidak pernah menambah shalat malam di bulan Ramadhan atau bulan lainnya lebih dari sebelas rakaat.

Simak Video untuk rakaat tarawih muhammadiyah:


Penetapan 8 rakaat ini bukanlah suatu kewajiban yang mengikat, melainkan sebuah anjuran yang bertujuan untuk meringankan dan memudahkan umat Islam dalam beribadah. Muhammadiyah menekankan pentingnya kekhusyukan dan kualitas shalat daripada kuantitas rakaat.

Meskipun menganjurkan 8 rakaat, Muhammadiyah tetap menghormati pilihan umat Islam yang melaksanakan Tarawih dengan jumlah rakaat yang berbeda. Hal ini mencerminkan sikap toleransi dan saling menghargai dalam menjalankan ibadah sesuai keyakinan masing-masing.

Dasar utama Muhammadiyah dalam menetapkan 8 rakaat Tarawih adalah hadits-hadits yang dianggap sahih dan dapat dipertanggungjawabkan. Penelitian dan kajian mendalam terhadap hadits-hadits tersebut menjadi landasan kuat dalam menentukan anjuran jumlah rakaat Tarawih.

Selain itu, pertimbangan kemudahan dan keringanan bagi umat juga menjadi faktor penting. Dengan jumlah rakaat yang lebih sedikit, diharapkan umat Islam dapat lebih fokus dan khusyuk dalam menjalankan shalat Tarawih.

Anjuran 8 rakaat Tarawih ini juga sejalan dengan prinsip Muhammadiyah yang mengedepankan kesederhanaan dalam beribadah. Kesederhanaan ini bertujuan agar ibadah dapat dijalankan dengan ikhlas dan tanpa beban.

Meskipun demikian, Muhammadiyah tetap menekankan pentingnya memahami makna dan hikmah di balik shalat Tarawih. Bukan sekadar menjalankan ritual, tetapi juga menghayati nilai-nilai spiritual yang terkandung di dalamnya.

Dengan melaksanakan shalat Tarawih, diharapkan umat Islam dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Ibadah ini juga menjadi momentum untuk memperbanyak amal saleh di bulan Ramadhan.

Muhammadiyah senantiasa mendorong umat Islam untuk memanfaatkan bulan Ramadhan sebaik-baiknya dengan memperbanyak ibadah, termasuk shalat Tarawih. Dengan demikian, diharapkan Ramadhan dapat menjadi bulan penuh berkah dan ampunan.

Poin-Poin Penting

  1. Jumlah Rakaat. Muhammadiyah menganjurkan shalat Tarawih 8 rakaat. Anjuran ini didasarkan pada hadits yang dianggap sahih dan untuk memudahkan umat Islam dalam beribadah. Jumlah rakaat ini tidak bersifat mengikat dan menghormati pilihan yang berbeda.
  2. Shalat Witir. Setelah shalat Tarawih, dilanjutkan dengan shalat Witir sebanyak 3 rakaat. Shalat Witir merupakan penutup shalat malam dan memiliki keutamaan tersendiri.
  3. Kualitas vs Kuantitas. Muhammadiyah menekankan pentingnya kekhusyukan dan kualitas shalat daripada kuantitas rakaat. Lebih baik shalat dengan rakaat sedikit namun khusyuk daripada banyak rakaat namun tidak khusyuk.
  4. Dasar Hukum. Anjuran 8 rakaat didasarkan pada kajian mendalam terhadap hadits-hadits yang sahih. Penelitian dan kajian ini menjadi landasan kuat dalam menentukan anjuran jumlah rakaat Tarawih.
  5. Kemudahan dan Keringanan. Pertimbangan kemudahan dan keringanan bagi umat menjadi faktor penting dalam menetapkan anjuran 8 rakaat. Dengan jumlah rakaat yang lebih sedikit, diharapkan umat dapat lebih fokus dan khusyuk.
  6. Kesederhanaan. Anjuran 8 rakaat sejalan dengan prinsip Muhammadiyah yang mengedepankan kesederhanaan dalam beribadah. Kesederhanaan ini bertujuan agar ibadah dapat dijalankan dengan ikhlas dan tanpa beban.
  7. Makna dan Hikmah. Muhammadiyah menekankan pentingnya memahami makna dan hikmah di balik shalat Tarawih. Bukan sekadar menjalankan ritual, tetapi juga menghayati nilai-nilai spiritual yang terkandung di dalamnya.
  8. Meningkatkan Keimanan dan Ketakwaan. Dengan melaksanakan shalat Tarawih, diharapkan umat Islam dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Ibadah ini juga menjadi momentum untuk memperbanyak amal saleh di bulan Ramadhan.
  9. Menghormati Perbedaan. Meskipun menganjurkan 8 rakaat, Muhammadiyah tetap menghormati pilihan umat Islam yang melaksanakan Tarawih dengan jumlah rakaat yang berbeda. Hal ini mencerminkan sikap toleransi dan saling menghargai.
  10. Manfaatkan Ramadhan. Muhammadiyah mendorong umat Islam untuk memanfaatkan bulan Ramadhan sebaik-baiknya dengan memperbanyak ibadah, termasuk shalat Tarawih. Dengan demikian, diharapkan Ramadhan dapat menjadi bulan penuh berkah dan ampunan.

Tips dan Detail

  • Membaca Al-Quran. Bacalah Al-Quran sebelum melaksanakan shalat Tarawih. Membaca Al-Quran sebelum shalat Tarawih dapat menambah pahala dan meningkatkan kekhusyukan dalam shalat. Selain itu, membaca Al-Quran juga dapat menambah pemahaman kita terhadap ajaran Islam. usahakan membaca Al-Quran dengan tartil dan memahami artinya.
  • Berdoa. Perbanyaklah berdoa sebelum, selama, dan sesudah shalat Tarawih. Doa merupakan senjata umat Islam dan merupakan bentuk komunikasi langsung dengan Allah SWT. Mintalah ampunan, keberkahan, dan hidayah kepada Allah SWT. Berdoalah dengan khusyuk dan penuh harap.
  • Bersedekah. Bersedekahlah kepada fakir miskin dan orang yang membutuhkan. Bersedekah di bulan Ramadhan memiliki pahala yang berlipat ganda. Selain itu, bersedekah juga dapat membantu meringankan beban orang lain. Bersedekahlah dengan ikhlas dan tanpa pamrih.

Shalat Tarawih merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan pada bulan Ramadhan. Pelaksanaannya di malam hari setelah shalat Isya menambah keistimewaan ibadah ini. Keutamaan shalat Tarawih sangatlah besar, di antaranya menghapus dosa-dosa kecil dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Jumlah rakaat shalat Tarawih yang dicontohkan Rasulullah SAW bervariasi. Hal ini menunjukkan fleksibilitas dalam menjalankan ibadah sunnah ini, selama tetap berpegang pada tuntunan Rasulullah SAW dan tidak memberatkan diri. Umat Islam dapat memilih jumlah rakaat yang sesuai dengan kemampuan dan kondisi masing-masing.

Muhammadiyah menganjurkan pelaksanaan shalat Tarawih sebanyak 8 rakaat diikuti dengan 3 rakaat shalat witir. Anjuran ini didasarkan pada hadits riwayat Aisyah RA dan bertujuan untuk meringankan umat Islam dalam beribadah. Kekhusyukan dan kualitas shalat lebih diutamakan daripada kuantitas rakaat.

Meskipun menganjurkan 8 rakaat, Muhammadiyah tetap menghormati pilihan umat Islam yang melaksanakan Tarawih dengan jumlah rakaat yang berbeda. Toleransi dan saling menghargai dalam menjalankan ibadah sesuai keyakinan masing-masing menjadi prinsip penting dalam kehidupan beragama.

Dasar utama Muhammadiyah dalam menetapkan 8 rakaat Tarawih adalah hadits-hadits yang dianggap sahih. Penelitian dan kajian mendalam terhadap hadits-hadits tersebut menjadi landasan kuat dalam menentukan anjuran jumlah rakaat Tarawih. Pertimbangan kemudahan dan keringanan bagi umat juga menjadi faktor penting.

Kesederhanaan dalam beribadah menjadi salah satu prinsip Muhammadiyah. Anjuran 8 rakaat Tarawih sejalan dengan prinsip ini, agar ibadah dapat dijalankan dengan ikhlas dan tanpa beban. Memahami makna dan hikmah di balik shalat Tarawih juga sangat penting, bukan sekadar menjalankan ritual.

Dengan melaksanakan shalat Tarawih, diharapkan umat Islam dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Bulan Ramadhan menjadi momentum untuk memperbanyak amal saleh, termasuk shalat Tarawih. Muhammadiyah mendorong umat Islam untuk memanfaatkan bulan Ramadhan sebaik-baiknya.

Membaca Al-Quran sebelum shalat Tarawih, berdoa sebelum, selama, dan sesudah shalat, serta bersedekah merupakan amalan-amalan yang dianjurkan di bulan Ramadhan. Amalan-amalan ini dapat menambah pahala dan meningkatkan keimanan serta ketakwaan kepada Allah SWT.

Semoga dengan menjalankan ibadah shalat Tarawih dan amalan-amalan lainnya di bulan Ramadhan, kita semua mendapatkan rahmat dan ampunan dari Allah SWT. Mari kita jadikan bulan Ramadhan sebagai momentum untuk meningkatkan kualitas diri dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Pertanyaan yang Sering Diajukan

Muhammad Al-Farisi: Bagaimana hukumnya jika tertinggal shalat Tarawih berjamaah?

KH. Abuya Muhtadi Dimyati: Jika tertinggal shalat Tarawih berjamaah, Anda dapat melaksanakannya sendiri di rumah dengan jumlah rakaat yang sama dengan yang dikerjakan berjamaah atau sesuai kemampuan Anda. Shalat Tarawih hukumnya sunnah, jadi tidak ada kewajiban mengqadha jika tertinggal.

Ahmad Zainuddin: Apa hukumnya shalat Tarawih sendirian?

KH. Abuya Muhtadi Dimyati: Shalat Tarawih sendirian hukumnya sah dan tetap mendapatkan pahala. Meskipun shalat Tarawih berjamaah lebih utama, melaksanakannya sendirian lebih baik daripada tidak sama sekali.

Bilal Ramadhan: Berapa jumlah rakaat witir minimal?

KH. Abuya Muhtadi Dimyati: Jumlah rakaat witir minimal adalah satu rakaat. Namun, dianjurkan untuk mengerjakannya tiga rakaat.

Fadhlan Syahreza: Apakah boleh membaca surat pendek dalam shalat Tarawih?

KH. Abuya Muhtadi Dimyati: Boleh membaca surat pendek dalam shalat Tarawih. Yang terpenting adalah membaca ayat Al-Quran dengan tartil dan memahami artinya.

Ghazali Nurrahman: Apakah wanita haid boleh shalat Tarawih?

KH. Abuya Muhtadi Dimyati: Wanita yang sedang haid tidak boleh shalat, termasuk shalat Tarawih. Namun, mereka tetap dapat memperoleh pahala dengan memperbanyak dzikir, istighfar, dan membaca Al-Quran.

Hafidz Al-Karim: Apakah boleh shalat Tarawih di rumah saja?

KH. Abuya Muhtadi Dimyati: Boleh shalat Tarawih di rumah saja. Meskipun shalat Tarawih berjamaah di masjid lebih utama, melaksanakannya di rumah tetap mendapatkan pahala, terutama bagi mereka yang memiliki udzur.

Artikel Terkait

Bagikan:

Artikel Terbaru