Ketahui 7 Hal Penting tentang doa puasa bulan suro untuk Keberkahan & Hikmah

aisyiyah

doa puasa bulan suro

Puasa di bulan Muharram, khususnya pada tanggal 10 Muharram atau yang dikenal sebagai Asyura, memiliki keutamaan tersendiri dalam Islam. Nabi Muhammad SAW menganjurkan umat Islam untuk berpuasa pada hari Asyura, melanjutkan tradisi yang telah ada sejak zaman Nabi Musa AS. Puasa ini merupakan bentuk rasa syukur atas nikmat Allah SWT dan juga sebagai bentuk iktikaf untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Melakukan amalan sunnah seperti puasa Asyura diharapkan dapat meningkatkan ketakwaan dan menghapus dosa-dosa kecil di tahun sebelumnya.

Sebagai contoh, seseorang dapat melaksanakan puasa sunnah pada tanggal 9 dan 10 Muharram. Selain itu, dapat pula dilakukan puasa pada tanggal 10 dan 11 Muharram. Kedua pilihan ini dianjurkan untuk membedakan amalan puasa umat Islam dengan umat Yahudi yang hanya berpuasa pada tanggal 10 Muharram. Dengan melaksanakan puasa ini, diharapkan umat muslim dapat meraih pahala dan keberkahan dari Allah SWT.

doa puasa bulan suro

Bulan Muharram, atau yang sering disebut bulan Suro dalam budaya Jawa, merupakan bulan yang dimuliakan dalam Islam. Bulan ini menandai awal tahun baru Hijriyah, momen penting bagi umat muslim untuk melakukan introspeksi dan memperbarui niat dalam beribadah. Salah satu amalan sunnah yang dianjurkan di bulan Muharram adalah berpuasa, terutama pada tanggal 10 Muharram, yang dikenal sebagai puasa Asyura.

Puasa Asyura memiliki keutamaan yang besar, di antaranya diampuni dosa setahun yang lalu. Rasulullah SAW bersabda, “Puasa Asyura, aku berharap kepada Allah agar dapat menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim). Hadis ini menunjukkan betapa besarnya pahala puasa Asyura di sisi Allah SWT.

Simak Video untuk doa puasa bulan suro:


Selain puasa Asyura, dianjurkan juga untuk berpuasa Tasu’a, yaitu puasa pada tanggal 9 Muharram. Hal ini dilakukan untuk membedakan amalan puasa umat Islam dengan umat Yahudi. Dengan berpuasa Tasu’a dan Asyura, diharapkan umat muslim dapat meraih pahala yang lebih sempurna.

Sebelum memulai puasa, dianjurkan untuk membaca niat puasa. Niat puasa dapat dibaca dalam hati atau dilafalkan. Niat puasa Asyura misalnya, “Nawaitu shauma ghadin an adai sunnati asyura lillahi taala.” Sedangkan niat puasa Tasu’a, “Nawaitu shauma ghadin an adai sunnati tasua lillahi taala.”

Selama berpuasa, umat muslim dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, seperti membaca Al-Qur’an, berzikir, dan bersedekah. Hal ini akan menambah keberkahan puasa yang dijalankan. Selain itu, penting juga untuk menjaga perilaku dan lisan agar tetap terjaga kesucian puasa.

Setelah berbuka puasa, dianjurkan untuk membaca doa berbuka puasa. Doa ini merupakan ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas nikmat yang diberikan. Selain itu, juga sebagai permohonan agar puasa yang dijalankan diterima oleh Allah SWT.

Keutamaan puasa di bulan Muharram tidak hanya terbatas pada puasa Asyura dan Tasu’a. Berpuasa di hari-hari lain di bulan Muharram juga memiliki keutamaan yang besar. Oleh karena itu, dianjurkan untuk memperbanyak puasa sunnah di bulan Muharram.

Melaksanakan puasa di bulan Muharram merupakan salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan berpuasa, diharapkan dapat meningkatkan ketakwaan dan memperkuat iman kepada Allah SWT.

Semoga dengan melaksanakan puasa di bulan Muharram, kita semua dapat meraih ridha dan ampunan dari Allah SWT. Mari kita jadikan bulan Muharram sebagai momentum untuk memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas ibadah kita.

Poin-Poin Penting Puasa Bulan Muharram

  1. Keutamaan Puasa Asyura: Puasa Asyura memiliki keutamaan yang luar biasa, yaitu diampuninya dosa setahun yang lalu. Hal ini berdasarkan hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Muslim. Keutamaan ini menjadi motivasi bagi umat muslim untuk melaksanakan puasa Asyura dengan sungguh-sungguh. Dengan harapan, dosa-dosa kecil yang telah dilakukan di masa lalu dapat diampuni oleh Allah SWT. Puasa Asyura juga merupakan bentuk rasa syukur atas nikmat dan karunia Allah SWT.
  2. Puasa Tasu’a: Dianjurkan untuk berpuasa Tasu’a, yaitu puasa pada tanggal 9 Muharram, bersamaan dengan puasa Asyura pada tanggal 10 Muharram. Hal ini bertujuan untuk membedakan amalan puasa umat Islam dengan umat Yahudi yang hanya berpuasa pada tanggal 10 Muharram. Dengan melaksanakan puasa Tasu’a dan Asyura, diharapkan umat muslim dapat meraih pahala yang lebih sempurna dan meneladani sunnah Rasulullah SAW. Puasa Tasu’a juga merupakan bentuk kehati-hatian dalam beribadah.
  3. Niat Puasa: Sebelum memulai puasa, baik Asyura maupun Tasu’a, dianjurkan untuk membaca niat puasa. Niat puasa dapat dibaca dalam hati atau dilafalkan. Membaca niat puasa merupakan syarat sahnya puasa. Niat puasa menunjukkan kesungguhan dan keikhlasan dalam menjalankan ibadah puasa. Dengan membaca niat, kita menegaskan tujuan kita berpuasa semata-mata karena Allah SWT.
  4. Perbanyak Ibadah: Selama berpuasa, dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, seperti membaca Al-Qur’an, berzikir, dan bersedekah. Hal ini akan menambah keberkahan puasa yang dijalankan. Dengan memperbanyak ibadah, kita dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meningkatkan keimanan kita. Ibadah juga dapat membantu kita mengendalikan hawa nafsu selama berpuasa.
  5. Menjaga Perilaku: Penting untuk menjaga perilaku dan lisan agar tetap terjaga kesucian puasa. Hindari perbuatan dan perkataan yang tidak baik, seperti berbohong, menggunjing, dan berkata kasar. Menjaga perilaku dan lisan merupakan bagian dari kesempurnaan puasa. Dengan menjaga perilaku dan lisan, kita dapat meraih pahala puasa yang lebih besar.
  6. Doa Berbuka Puasa: Setelah berbuka puasa, dianjurkan untuk membaca doa berbuka puasa. Doa ini merupakan ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas nikmat yang diberikan. Selain itu, juga sebagai permohonan agar puasa yang dijalankan diterima oleh Allah SWT. Doa berbuka puasa juga merupakan bentuk pengakuan atas kelemahan dan ketergantungan kita kepada Allah SWT.
  7. Keutamaan Bulan Muharram: Bulan Muharram merupakan bulan yang dimuliakan dalam Islam. Selain puasa Asyura dan Tasu’a, berpuasa di hari-hari lain di bulan Muharram juga memiliki keutamaan yang besar. Oleh karena itu, dianjurkan untuk memperbanyak puasa sunnah di bulan Muharram. Bulan Muharram merupakan bulan yang baik untuk memulai amalan-amalan kebaikan. Dengan memperbanyak ibadah di bulan Muharram, diharapkan dapat meningkatkan ketakwaan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Tips Melaksanakan Puasa di Bulan Muharram

  • Persiapkan diri secara fisik dan mental: Pastikan tubuh dalam kondisi sehat dan siap untuk berpuasa. Siapkan mental dan niat yang tulus ikhlas karena Allah SWT. Hindari aktivitas yang berlebihan yang dapat mengganggu ibadah puasa. Konsumsi makanan bergizi saat sahur dan berbuka untuk menjaga stamina tubuh.
  • Pelajari tata cara puasa yang benar: Pahami syarat, rukun, dan hal-hal yang membatalkan puasa. Carilah informasi dari sumber yang terpercaya, seperti ustadz atau buku-buku agama. Dengan memahami tata cara puasa yang benar, kita dapat menjalankan puasa dengan sempurna. Tanyakan kepada orang yang lebih ahli jika ada hal yang belum dipahami.
  • Jadwalkan aktivitas ibadah: Susun jadwal kegiatan ibadah selama bulan Muharram, seperti membaca Al-Qur’an, berzikir, dan shalat sunnah. Dengan adanya jadwal, ibadah dapat dilakukan secara teratur dan terencana. Hal ini dapat membantu meningkatkan kualitas ibadah kita selama bulan Muharram. Manfaatkan waktu luang untuk memperbanyak ibadah.
  • Jaga hubungan baik dengan sesama: Perbanyak silaturahmi dan berbuat baik kepada sesama manusia. Hindari perselisihan dan pertikaian. Dengan menjaga hubungan baik dengan sesama, kita dapat menciptakan suasana yang harmonis dan penuh kasih sayang. Hal ini juga merupakan bagian dari ajaran Islam.

Bulan Muharram merupakan bulan yang penuh berkah dan keutamaan. Umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amalan kebaikan di bulan ini, salah satunya dengan berpuasa. Puasa di bulan Muharram, khususnya puasa Asyura dan Tasua, memiliki keistimewaan tersendiri sebagaimana dijelaskan dalam hadis-hadis Rasulullah SAW.

Puasa Asyura, yang jatuh pada tanggal 10 Muharram, memiliki keutamaan yang besar, yaitu dapat menghapus dosa setahun yang lalu. Ini merupakan kesempatan yang sangat berharga bagi umat Islam untuk membersihkan diri dari dosa dan kesalahan. Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk melaksanakan puasa Asyura dengan penuh keikhlasan.

Selain puasa Asyura, dianjurkan pula untuk melaksanakan puasa Tasua, yaitu puasa pada tanggal 9 Muharram. Hal ini dilakukan untuk membedakan amalan puasa umat Islam dengan umat Yahudi yang hanya berpuasa pada tanggal 10 Muharram. Dengan melaksanakan puasa Tasua dan Asyura, diharapkan umat muslim dapat meraih pahala yang lebih sempurna.

Sebelum memulai puasa, baik Asyura maupun Tasua, dianjurkan untuk membaca niat puasa. Niat puasa dapat dibaca dalam hati atau dilafalkan. Membaca niat puasa merupakan syarat sahnya puasa. Dengan membaca niat, kita menegaskan tujuan kita berpuasa semata-mata karena Allah SWT.

Selama berpuasa, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, seperti membaca Al-Qur’an, berzikir, bersedekah, dan shalat sunnah. Hal ini akan menambah keberkahan puasa yang dijalankan. Dengan memperbanyak ibadah, kita dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meningkatkan keimanan kita.

Menjaga perilaku dan lisan juga sangat penting selama berpuasa. Hindari perbuatan dan perkataan yang tidak baik, seperti berbohong, menggunjing, dan berkata kasar. Menjaga perilaku dan lisan merupakan bagian dari kesempurnaan puasa. Dengan menjaga perilaku dan lisan, kita dapat meraih pahala puasa yang lebih besar.

Setelah berbuka puasa, dianjurkan untuk membaca doa berbuka puasa. Doa ini merupakan ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas nikmat yang diberikan. Selain itu, juga sebagai permohonan agar puasa yang dijalankan diterima oleh Allah SWT. Doa berbuka puasa juga merupakan bentuk pengakuan atas kelemahan dan ketergantungan kita kepada Allah SWT.

Bulan Muharram merupakan bulan yang penuh berkah, maka manfaatkanlah kesempatan ini untuk memperbanyak amalan kebaikan. Semoga dengan menjalankan puasa dan amalan-amalan lainnya di bulan Muharram, kita semua dapat meraih ridha dan ampunan dari Allah SWT.

Mari kita jadikan bulan Muharram sebagai momentum untuk introspeksi diri, memperbaiki diri, dan meningkatkan kualitas ibadah kita. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua.

Pertanyaan Seputar Puasa Muharram

Muhammad Al-Farisi: Apakah hukumnya berpuasa hanya pada tanggal 10 Muharram saja?

KH. Hasanuddin Al-Bantani: Meskipun berpuasa hanya pada tanggal 10 Muharram diperbolehkan dan tetap mendapatkan pahala, namun lebih utama berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram atau 10 dan 11 Muharram untuk membedakannya dengan puasa orang Yahudi.

Ahmad Zainuddin: Bagaimana jika lupa membaca niat puasa Asyura di malam harinya?

KH. Hasanuddin Al-Bantani: Jika lupa membaca niat di malam hari, Anda masih bisa berniat di pagi hari sebelum tergelincir matahari, selama belum makan, minum, atau melakukan hal-hal yang membatalkan puasa.

Bilal Ramadhan: Apa saja amalan yang dianjurkan selain berpuasa di bulan Muharram?

KH. Hasanuddin Al-Bantani: Selain berpuasa, dianjurkan untuk memperbanyak sedekah, membaca Al-Qur’an, berzikir, bersilaturahmi, dan amalan kebaikan lainnya di bulan Muharram.

Fadhlan Syahreza: Apakah ada doa khusus setelah berbuka puasa Asyura?

KH. Hasanuddin Al-Bantani: Tidak ada doa khusus setelah berbuka puasa Asyura. Anda dapat membaca doa berbuka puasa seperti biasanya, mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas nikmat yang diberikan, dan memohon agar puasa yang dijalankan diterima oleh-Nya.

Artikel Terkait

Bagikan:

Artikel Terbaru