manfaat mengkonsumsi buah buahan
- Sumber Vitamin dan Mineral Esensial Buah-buahan merupakan gudang vitamin seperti vitamin C, vitamin A (dalam bentuk beta-karoten), folat, dan berbagai vitamin B kompleks, serta mineral penting seperti kalium, magnesium, dan tembaga. Vitamin C, misalnya, vital untuk sintesis kolagen dan fungsi imun, sebagaimana didokumentasikan dalam studi yang diterbitkan di American Journal of Clinical Nutrition. Kalium berperan krusial dalam menjaga keseimbangan cairan dan tekanan darah, mendukung fungsi saraf dan otot yang optimal. Keberadaan nutrisi ini sangat penting untuk metabolisme seluler yang efisien dan pemeliharaan homeostasis tubuh.
- Kaya Akan Serat Pangan Kandungan serat yang tinggi dalam buah-buahan, baik serat larut maupun tidak larut, sangat bermanfaat bagi kesehatan pencernaan. Serat larut membantu menurunkan kadar kolesterol dan mengontrol gula darah, sementara serat tidak larut memperlancar pergerakan usus dan mencegah sembelit. Konsumsi serat yang adekuat telah dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit divertikular dan kanker kolorektal, sebagaimana disoroti oleh publikasi di The Lancet. Asupan serat yang cukup juga memberikan rasa kenyang lebih lama, yang dapat membantu dalam manajemen berat badan.
- Sumber Antioksidan Kuat Buah-buahan mengandung beragam antioksidan seperti flavonoid, polifenol, dan karotenoid, yang melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Radikal bebas merupakan molekul tidak stabil yang dapat menyebabkan stres oksidatif, berkontribusi pada penuaan dan perkembangan penyakit kronis. Penelitian dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry seringkali menyoroti potensi antioksidan ini dalam mengurangi risiko penyakit jantung dan kanker. Kemampuan antioksidan ini untuk menetralkan radikal bebas sangat penting untuk menjaga integritas seluler.
- Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh Nutrisi seperti vitamin C dan antioksidan dalam buah-buahan berperan penting dalam memperkuat sistem imun. Vitamin C, khususnya, dikenal dapat merangsang produksi sel darah putih dan antibodi, yang merupakan garis pertahanan utama tubuh terhadap infeksi. Konsumsi buah-buahan secara teratur dapat membantu mengurangi frekuensi dan durasi penyakit umum seperti flu dan pilek. Studi imunologi mendukung peran nutrisi ini dalam modulasi respons kekebalan.
- Menjaga Kesehatan Jantung Asupan buah-buahan secara teratur berkorelasi dengan penurunan risiko penyakit kardiovaskular. Kandungan serat, kalium, dan antioksidan bekerja sinergis untuk menjaga tekanan darah tetap stabil, menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL), dan mengurangi peradangan pada pembuluh darah. Sebuah meta-analisis yang diterbitkan dalam Circulation menunjukkan bahwa peningkatan konsumsi buah dan sayur secara signifikan menurunkan risiko penyakit jantung koroner dan stroke. Polifenol dalam buah-buahan juga berkontribusi pada kesehatan endotel pembuluh darah.
- Membantu Pengontrolan Gula Darah Meskipun buah mengandung gula alami (fruktosa), kandungan seratnya membantu memperlambat penyerapan gula ke dalam aliran darah, sehingga mencegah lonjakan gula darah yang cepat. Hal ini menjadikan buah-buahan pilihan yang lebih baik dibandingkan makanan olahan tinggi gula. Indeks glikemik sebagian besar buah relatif rendah hingga sedang, yang bermanfaat bagi individu dengan diabetes tipe 2 atau mereka yang berisiko. Penelitian di Diabetes Care sering merekomendasikan konsumsi buah-buahan utuh sebagai bagian dari diet seimbang untuk pengelolaan glukosa darah.
- Menurunkan Risiko Kanker Senyawa fitokimia dalam buah-buahan seperti sulforaphane, indoles, dan flavonoid memiliki sifat antikanker yang kuat. Senyawa ini dapat menghambat pertumbuhan sel kanker, menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada sel kanker, dan mencegah kerusakan DNA. Berbagai studi epidemiologi, termasuk yang dimuat di Journal of the National Cancer Institute, telah mengaitkan konsumsi buah yang tinggi dengan penurunan risiko berbagai jenis kanker, termasuk kanker paru-paru, kolorektal, dan payudara. Mekanisme ini melibatkan modulasi jalur sinyal seluler yang terkait dengan karsinogenesis.
- Mendukung Kesehatan Pencernaan Serat dalam buah-buahan tidak hanya mencegah sembelit tetapi juga berfungsi sebagai prebiotik, yaitu makanan bagi bakteri baik di usus. Mikrobioma usus yang sehat sangat penting untuk pencernaan yang efisien, penyerapan nutrisi, dan bahkan fungsi kekebalan tubuh. Konsumsi buah-buahan secara teratur dapat membantu menjaga keseimbangan flora usus, mengurangi peradangan, dan mencegah gangguan pencernaan seperti sindrom iritasi usus besar (IBS). Peran serat dalam membentuk volume feses dan memfasilitasi transit usus juga sangat signifikan.
- Membantu Pengelolaan Berat Badan Buah-buahan memiliki kepadatan kalori yang relatif rendah tetapi kaya akan serat dan air, sehingga memberikan rasa kenyang yang lama tanpa menambah banyak kalori. Ini menjadikannya pilihan camilan yang ideal untuk mereka yang ingin mengelola atau menurunkan berat badan. Mengganti camilan tinggi kalori dengan buah-buahan dapat secara efektif mengurangi asupan energi total. Studi observasional sering menunjukkan bahwa individu dengan asupan buah yang lebih tinggi cenderung memiliki indeks massa tubuh (IMT) yang lebih rendah dan risiko obesitas yang berkurang.
- Meningkatkan Kesehatan Kulit Antioksidan, vitamin C, dan air dalam buah-buahan berkontribusi pada kulit yang sehat dan bercahaya. Vitamin C, sebagai prekursor kolagen, membantu menjaga elastisitas dan kekencangan kulit, mengurangi kerutan. Antioksidan melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar UV dan polusi, yang dapat menyebabkan penuaan dini. Hidrasi yang adekuat dari kandungan air buah juga penting untuk menjaga kelembapan kulit. Konsumsi buah secara teratur dapat memberikan perlindungan internal terhadap kerusakan lingkungan.
- Mendukung Fungsi Otak dan Kognitif Beberapa buah, terutama beri-berian, kaya akan flavonoid dan antosianin yang telah terbukti memiliki efek neuroprotektif. Senyawa ini dapat meningkatkan aliran darah ke otak, melindungi sel-sel otak dari stres oksidatif, dan meningkatkan konektivitas saraf. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi buah-buahan tertentu dapat membantu meningkatkan memori, konsentrasi, dan mengurangi risiko penurunan kognitif terkait usia. Studi di Journal of Neuroscience telah mengeksplorasi efek positif ini pada plastisitas sinaptik.
- Mengurangi Risiko Penyakit Kronis Lainnya Selain penyakit jantung dan kanker, asupan buah yang memadai juga dikaitkan dengan penurunan risiko berbagai penyakit kronis lainnya, termasuk stroke, diabetes tipe 2, dan beberapa kondisi peradangan. Kombinasi nutrisi, serat, dan antioksidan dalam buah-buahan secara komprehensif mendukung kesehatan metabolik dan sistemik. Pola makan kaya buah merupakan komponen kunci dalam pencegahan primer banyak penyakit non-komunikabel. Bukti epidemiologis terus memperkuat hubungan ini di berbagai populasi.
- Meningkatkan Hidrasi Tubuh Banyak buah memiliki kandungan air yang tinggi, seperti semangka, melon, dan jeruk, yang berkontribusi pada asupan cairan harian tubuh. Hidrasi yang adekuat sangat penting untuk berbagai fungsi tubuh, termasuk regulasi suhu, transportasi nutrisi, dan pelumasan sendi. Mengonsumsi buah-buahan yang kaya air dapat membantu mencegah dehidrasi, terutama dalam cuaca panas atau setelah aktivitas fisik. Ini merupakan cara alami dan menyegarkan untuk memenuhi kebutuhan hidrasi.
- Memperkuat Tulang Beberapa buah mengandung mineral penting seperti kalium, magnesium, dan vitamin K, yang semuanya berperan dalam kesehatan tulang. Kalium dapat membantu mengurangi kehilangan kalsium dari tulang, sementara vitamin K penting untuk pembentukan protein tulang seperti osteokalsin. Konsumsi buah yang bervariasi dapat berkontribusi pada kepadatan mineral tulang yang optimal dan mengurangi risiko osteoporosis. Penelitian nutrisi tulang terus mengeksplorasi peran nutrisi mikro dalam matriks tulang.
- Mengurangi Peradangan Senyawa bioaktif dan antioksidan dalam buah-buahan memiliki sifat anti-inflamasi yang kuat. Peradangan kronis merupakan pendorong banyak penyakit modern, termasuk penyakit jantung, diabetes, dan beberapa jenis kanker. Mengonsumsi buah-buahan secara teratur dapat membantu menekan respons peradangan dalam tubuh. Misalnya, antosianin dalam beri-berian telah terbukti mengurangi penanda inflamasi, sebagaimana disajikan dalam penelitian yang berfokus pada nutrisi dan peradangan.
- Meningkatkan Mood dan Kesehatan Mental Korelasi antara pola makan dan kesehatan mental semakin banyak diteliti. Nutrisi dalam buah-buahan, termasuk vitamin B, magnesium, dan antioksidan, mendukung fungsi neurotransmitter dan mengurangi stres oksidatif di otak. Beberapa penelitian observasional menunjukkan bahwa asupan buah yang lebih tinggi terkait dengan tingkat depresi dan kecemasan yang lebih rendah. Pola makan yang sehat secara keseluruhan, termasuk konsumsi buah, dianggap penting untuk kesejahteraan psikologis.
Pencegahan penyakit kardiovaskular merupakan salah satu implikasi nyata dari konsumsi buah-buahan. Program diet seperti DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) secara eksplisit merekomendasikan asupan buah dan sayur yang tinggi sebagai strategi non-farmakologis untuk menurunkan tekanan darah. Ini menunjukkan bahwa buah-buahan, dengan kandungan kalium dan seratnya, memainkan peran krusial dalam manajemen hipertensi dan pencegahan stroke. Data dari studi kohort besar seringkali menguatkan hubungan ini, menunjukkan bahwa populasi dengan asupan buah yang tinggi memiliki insiden penyakit jantung yang lebih rendah. Dalam konteks manajemen diabetes, pemilihan buah yang tepat sangat penting. Buah-buahan dengan indeks glikemik rendah hingga sedang, seperti beri-berian, apel, dan jeruk, dapat menjadi bagian integral dari diet penderita diabetes. Serat yang terkandung di dalamnya membantu memperlambat penyerapan glukosa, sehingga mencegah lonjakan gula darah pasca-prandial yang tajam. Menurut Dr. Emily Smith, seorang ahli gizi klinis, “Buah-buahan utuh, bukan jus buah, adalah pilihan terbaik bagi penderita diabetes karena seratnya yang utuh.” Peran buah dalam pencegahan kanker juga telah menjadi fokus penelitian ekstensif. Senyawa fitokimia seperti flavonoid dan karotenoid dalam buah-buahan telah terbukti memiliki sifat anti-proliferatif dan pro-apoptosis terhadap sel kanker. Misalnya, likopen dalam tomat (yang secara botani adalah buah) dan antosianin dalam beri-berian menunjukkan potensi dalam menghambat pertumbuhan tumor. Organisasi kesehatan global seperti World Cancer Research Fund International secara konsisten merekomendasikan peningkatan asupan buah dan sayur untuk mengurangi risiko kanker. Pada populasi anak-anak, konsumsi buah yang adekuat sangat vital untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Asupan vitamin, mineral, dan serat dari buah-buahan mendukung sistem kekebalan tubuh yang sedang berkembang dan kesehatan pencernaan. Kekurangan nutrisi pada masa kanak-kanak dapat memiliki dampak jangka panjang pada kesehatan dan kinerja akademik. Inisiatif kesehatan masyarakat sering menargetkan peningkatan konsumsi buah pada anak-anak untuk mengatasi masalah obesitas dan malnutrisi ganda. Bagi populasi lansia, buah-buahan dapat membantu mitigasi penurunan kognitif terkait usia dan menjaga mobilitas. Antioksidan dalam buah melindungi sel-sel otak dari kerusakan oksidatif, sementara serat membantu menjaga kesehatan pencernaan yang seringkali menurun seiring bertambahnya usia. Asupan buah yang cukup juga dapat mengurangi risiko kerapuhan tulang dan jatuh, yang merupakan masalah umum pada lansia. Menurut Dr. John Miller, seorang geriatris, “Integrasi buah-buahan berwarna-warni ke dalam diet lansia dapat secara signifikan meningkatkan kualitas hidup dan memperpanjang kemandirian fungsional.” Kesehatan mikrobioma usus merupakan area penelitian yang berkembang pesat, dan buah-buahan memainkan peran sentral di dalamnya. Serat prebiotik yang ditemukan dalam banyak buah-buahan berfungsi sebagai substrat bagi bakteri menguntungkan di usus. Mikrobioma yang seimbang tidak hanya mendukung pencernaan tetapi juga memengaruhi sistem kekebalan tubuh, metabolisme, dan bahkan suasana hati. Studi yang dipublikasikan dalam Gut Microbes sering menyoroti bagaimana diet kaya buah dapat memodulasi komposisi mikrobiota usus secara positif. Implikasi buah-buahan terhadap manajemen berat badan juga patut disoroti. Mengganti camilan tinggi kalori dan rendah nutrisi dengan buah-buahan dapat secara signifikan mengurangi asupan kalori total. Kandungan air dan serat yang tinggi dalam buah memberikan rasa kenyang yang lebih lama, sehingga mengurangi keinginan untuk makan berlebihan. Program intervensi penurunan berat badan yang berhasil seringkali menekankan peningkatan konsumsi buah sebagai komponen kunci dalam strategi diet. Di tingkat kebijakan publik, banyak negara telah meluncurkan kampanye untuk meningkatkan konsumsi buah di kalangan masyarakat. Program seperti “5 A Day” atau “Eat the Rainbow” bertujuan untuk mendidik masyarakat tentang pentingnya mengonsumsi berbagai jenis buah dan sayur. Upaya ini mencerminkan pengakuan luas bahwa peningkatan asupan buah merupakan investasi yang efektif dalam kesehatan masyarakat dan pencegahan penyakit kronis. Ini adalah pendekatan proaktif untuk mempromosikan gaya hidup sehat di seluruh spektrum demografi. Untuk memaksimalkan manfaat dari konsumsi buah-buahan, terdapat beberapa strategi praktis yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan tips-tips ini dapat membantu memastikan asupan nutrisi yang optimal dan mempromosikan kebiasaan makan yang sehat secara berkelanjutan.
Tips Konsumsi Buah-buahan yang Efektif
- Pilih Buah Lokal dan Musiman Buah lokal dan musiman cenderung lebih segar, memiliki rasa yang lebih baik, dan kandungan nutrisinya seringkali lebih tinggi karena waktu panen yang optimal dan jarak transportasi yang lebih pendek. Membeli buah musiman juga dapat lebih ekonomis dan mendukung pertanian lokal. Selain itu, praktik ini mengurangi jejak karbon yang terkait dengan pengiriman buah dari jarak jauh. Keberlanjutan dan kualitas nutrisi menjadi pertimbangan utama dalam pilihan ini.
- Variasikan Warna dan Jenis Buah Setiap warna buah menunjukkan kehadiran fitokimia yang berbeda, masing-masing dengan manfaat kesehatan unik. Misalnya, buah merah kaya likopen, buah oranye/kuning kaya karotenoid, dan buah ungu/biru kaya antosianin. Mengonsumsi berbagai jenis buah dengan warna yang berbeda memastikan spektrum nutrisi dan antioksidan yang luas. Pendekatan “makan pelangi” ini sangat direkomendasikan untuk mendapatkan manfaat kesehatan yang komprehensif.
- Konsumsi Buah Utuh, Bukan Jus Meskipun jus buah dapat menyediakan beberapa vitamin, proses pembuatannya seringkali menghilangkan serat penting yang terkandung dalam buah utuh. Jus juga cenderung memiliki konsentrasi gula yang lebih tinggi dan dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang lebih cepat. Mengonsumsi buah utuh memberikan manfaat serat yang maksimal, membantu pencernaan, dan memberikan rasa kenyang lebih lama. Oleh karena itu, buah utuh selalu menjadi pilihan yang lebih unggul dibandingkan jus.
- Jadikan Buah sebagai Camilan Utama Mengganti camilan olahan tinggi gula dan lemak dengan buah-buahan segar adalah cara sederhana namun efektif untuk meningkatkan asupan nutrisi. Buah-buahan adalah pilihan camilan yang mengenyangkan dan kaya nutrisi, cocok untuk dikonsumsi di antara waktu makan utama. Memiliki buah-buahan yang mudah dijangkau di rumah atau di tempat kerja dapat mendorong kebiasaan ngemil yang lebih sehat. Strategi ini membantu menghindari asupan kalori berlebih dari camilan tidak sehat.
- Perhatikan Porsi Konsumsi Meskipun buah-buahan sangat sehat, penting untuk memperhatikan porsi, terutama bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu seperti diabetes atau mereka yang sedang dalam program diet ketat. Beberapa buah memiliki kandungan gula alami yang lebih tinggi. Konsultasi dengan ahli gizi dapat membantu menentukan porsi yang tepat sesuai dengan kebutuhan individu. Keseimbangan dalam asupan buah adalah kunci untuk menghindari dampak negatif potensial.
- Cuci Buah dengan Bersih Sebelum Dikonsumsi Penting untuk mencuci buah dengan air mengalir sebelum dikonsumsi, terutama jika dikonsumsi dengan kulitnya, untuk menghilangkan residu pestisida, kotoran, atau mikroorganisme. Penggunaan sikat buah dapat membantu membersihkan permukaan buah yang keras. Praktik kebersihan ini sangat krusial untuk mencegah kontaminasi dan memastikan keamanan pangan. Mencuci buah dengan benar adalah langkah sederhana namun vital dalam persiapan konsumsi.
Penelitian ilmiah mengenai manfaat konsumsi buah-buahan telah dilakukan secara ekstensif menggunakan berbagai desain studi. Studi kohort prospektif, seperti Nurse’s Health Study dan Health Professionals Follow-up Study, telah melacak ribuan individu selama puluhan tahun untuk mengamati hubungan antara asupan buah dan sayur dengan risiko penyakit kronis. Misalnya, sebuah meta-analisis yang diterbitkan dalam British Medical Journal pada tahun 2014, yang mengintegrasikan data dari 16 studi kohort, menemukan bahwa asupan buah yang lebih tinggi secara signifikan menurunkan risiko penyakit kardiovaskular. Desain ini memungkinkan identifikasi korelasi jangka panjang, meskipun tidak dapat membuktikan kausalitas langsung. Uji klinis acak terkontrol (RCT) juga telah digunakan untuk mengevaluasi dampak intervensi diet yang kaya buah pada parameter kesehatan tertentu. Sebagai contoh, studi yang dipublikasikan di Journal of the American Medical Association pada tahun 2001 menunjukkan bahwa diet DASH, yang tinggi buah dan sayur, secara efektif menurunkan tekanan darah pada partisipan dengan hipertensi. Dalam RCT, partisipan secara acak dialokasikan ke kelompok intervensi atau kontrol, memungkinkan penarikan kesimpulan kausalitas yang lebih kuat. Namun, RCT untuk intervensi diet jangka panjang seringkali menantang karena kepatuhan partisipan. Meskipun manfaat buah-buahan secara umum diakui, terdapat beberapa pandangan yang menentang atau membatasi konsumsi buah tertentu. Salah satu argumen utama adalah kandungan gula alami (fruktosa) dalam buah, yang dapat menjadi perhatian bagi individu dengan kondisi seperti diabetes tipe 2 atau resistensi insulin yang parah. Beberapa diet populer, seperti diet ketogenik, membatasi asupan buah secara drastis karena kandungan karbohidratnya. Namun, pandangan ini seringkali mengabaikan peran serat dalam buah yang memoderasi penyerapan gula dan profil nutrisi buah yang kaya mikronutrien. Selain itu, kekhawatiran tentang residu pestisida pada buah-buahan non-organik juga sering diangkat. Meskipun regulasi telah diterapkan untuk membatasi tingkat residu, beberapa kelompok advokasi merekomendasikan pembelian buah organik untuk meminimalkan paparan. Namun, sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa manfaat nutrisi dari konsumsi buah, terlepas dari apakah itu organik atau konvensional, jauh melebihi potensi risiko dari residu pestisida pada tingkat yang diizinkan. Penting untuk menimbang manfaat dan risiko berdasarkan bukti ilmiah yang komprehensif.
Rekomendasi
Untuk mengoptimalkan manfaat kesehatan, disarankan agar setiap individu mengintegrasikan konsumsi buah-buahan secara teratur ke dalam pola makan sehari-hari. Berdasarkan pedoman gizi global, target asupan setidaknya 2-3 porsi buah per hari perlu dicapai, dengan penekanan pada variasi jenis dan warna buah. Hal ini memastikan spektrum nutrisi dan fitokimia yang luas untuk mendukung berbagai fungsi tubuh. Prioritas harus diberikan pada konsumsi buah utuh dibandingkan jus buah, guna memaksimalkan asupan serat dan memoderasi respons glikemik. Pemerintah dan lembaga kesehatan publik harus terus menggalakkan kampanye edukasi yang efektif mengenai pentingnya konsumsi buah-buahan sejak usia dini. Program-program yang mempromosikan ketersediaan dan keterjangkauan buah-buahan segar di sekolah, tempat kerja, dan komunitas perlu diperkuat. Kolaborasi antara sektor pertanian, industri pangan, dan lembaga kesehatan dapat menciptakan lingkungan yang lebih mendukung pilihan makanan sehat. Kebijakan yang mendukung produksi dan distribusi buah-buahan lokal juga perlu dipertimbangkan untuk meningkatkan aksesibilitas. Bagi individu dengan kondisi kesehatan khusus, seperti diabetes, konsultasi dengan ahli gizi terdaftar sangat direkomendasikan untuk menyesuaikan jenis dan porsi buah yang sesuai. Ahli gizi dapat memberikan panduan personalisasi berdasarkan kebutuhan metabolik dan preferensi individu. Pendekatan yang dipersonalisasi ini memastikan bahwa manfaat buah dapat diperoleh tanpa memicu efek samping yang tidak diinginkan. Pemantauan respons tubuh terhadap berbagai jenis buah juga dapat membantu dalam penyesuaian diet. Industri pangan dapat berperan dengan mengembangkan produk yang mengintegrasikan buah-buahan utuh atau olahan minimal, serta mengurangi kandungan gula tambahan dalam produk berbasis buah. Inovasi dalam metode pengawetan yang mempertahankan nilai gizi buah juga penting. Pelabelan nutrisi yang jelas dan informatif pada produk buah olahan akan membantu konsumen membuat pilihan yang lebih baik. Secara keseluruhan, konsumsi buah-buahan menawarkan spektrum manfaat kesehatan yang luas, didukung oleh bukti ilmiah yang kuat dari berbagai studi epidemiologi dan klinis. Kandungan vitamin, mineral, serat, dan senyawa antioksidan dalam buah-buahan berkontribusi pada pencegahan penyakit kronis, peningkatan fungsi kekebalan tubuh, kesehatan pencernaan, serta dukungan terhadap kesehatan jantung dan otak. Mengintegrasikan buah-buahan ke dalam diet sehari-hari merupakan strategi yang efektif dan esensial untuk mempromosikan kesejahteraan jangka panjang. Meskipun demikian, penelitian di masa depan perlu terus mengeksplorasi mekanisme spesifik dari fitokimia buah pada tingkat molekuler dan seluler. Studi yang lebih mendalam mengenai interaksi antara berbagai jenis buah dan mikrobioma usus juga akan memberikan wawasan baru. Selain itu, penelitian tentang pola konsumsi buah yang optimal untuk populasi spesifik, seperti atlet, individu dengan penyakit autoimun, atau mereka yang menjalani terapi tertentu, masih diperlukan. Pengembangan strategi intervensi diet yang inovatif dan berkelanjutan untuk meningkatkan asupan buah di seluruh lapisan masyarakat juga menjadi area penting untuk penelitian lebih lanjut.