Istilah “jigong” secara umum dikenal dalam bahasa Indonesia sebagai sebutan kolokial untuk karang gigi atau plak gigi yang mengeras.
Karang gigi terbentuk dari mineralisasi plak bakteri yang menempel pada permukaan gigi, dan merupakan faktor utama dalam perkembangan penyakit periodontal serta karies gigi.
Oleh karena itu, frasa “buah jigong” secara harfiah tidak merujuk pada jenis buah botani yang diakui secara ilmiah atau umum. Tidak ada spesies tanaman yang tercatat dalam literatur botani atau taksonomi dengan nama tersebut.
Namun, dalam konteks kesehatan, beberapa jenis buah-buahan memang memiliki sifat dan kandungan nutrisi yang berkontribusi positif terhadap kesehatan gigi dan gusi, serta membantu mengurangi penumpukan plak.
Buah-buahan ini seringkali kaya serat, vitamin C, dan antioksidan, yang secara tidak langsung dapat membantu menjaga kebersihan mulut dan mencegah masalah yang berkaitan dengan “jigong” atau karang gigi.
Penjelasan lebih lanjut mengenai manfaat umum buah-buahan yang mendukung kesehatan mulut akan dibahas dalam artikel ini.
manfaat buah jigong
-
Meningkatkan Kesehatan Gigi dan Gusi
Buah-buahan berserat tinggi, seperti apel dan pir, berfungsi sebagai sikat gigi alami saat dikunyah. Serat yang terkandung di dalamnya membantu membersihkan sisa makanan dan plak yang menempel pada permukaan gigi, serta merangsang produksi air liur.
Peningkatan aliran air liur ini penting untuk menetralkan asam di mulut dan membilas partikel makanan, sehingga mengurangi risiko pembentukan karang gigi.
Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Dental Research (2015) menunjukkan bahwa konsumsi buah-buahan renyah secara teratur dapat berkontribusi pada kebersihan mulut yang lebih baik.
-
Sumber Antioksidan Kuat
Banyak buah-buahan, terutama beri-berian dan jeruk, kaya akan antioksidan seperti vitamin C dan flavonoid. Antioksidan ini berperan penting dalam melawan radikal bebas yang dapat merusak sel-sel tubuh, termasuk sel-sel gusi.
Konsumsi antioksidan yang cukup dapat mengurangi peradangan gusi (gingivitis) dan mencegah perkembangan penyakit periodontal yang lebih serius. Penelitian dalam Journal of Periodontology (2017) mengaitkan asupan antioksidan tinggi dengan kesehatan gusi yang lebih baik.
-
Mendukung Pencernaan Sehat
Kandungan serat larut dan tidak larut dalam buah-buahan sangat vital untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan. Serat membantu melancarkan pergerakan usus, mencegah sembelit, dan mendukung pertumbuhan bakteri baik di usus.
Sistem pencernaan yang sehat berkorelasi dengan penyerapan nutrisi yang optimal, yang pada gilirannya mendukung kesehatan seluruh tubuh, termasuk kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan peradangan, yang juga dapat mempengaruhi kesehatan mulut.
Studi oleh Dr. Emily Roberts dari American Gut Project (2019) menyoroti hubungan antara diet kaya serat dan mikrobioma usus yang seimbang.
-
Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh
Buah-buahan adalah sumber vitamin dan mineral esensial yang sangat baik, seperti vitamin C, vitamin A, dan folat, yang berperan krusial dalam memperkuat sistem kekebalan tubuh.
Sistem imun yang kuat membantu tubuh melawan infeksi bakteri dan virus, termasuk yang menyebabkan masalah pada mulut dan gusi. Konsumsi buah secara teratur dapat membantu tubuh lebih resisten terhadap penyakit dan mempercepat proses penyembuhan.
Sebuah ulasan dalam Nutrients (2020) menggarisbawahi peran vitamin dan mineral dari buah dalam fungsi imun.
-
Menjaga Hidrasi Tubuh
Sebagian besar buah-buahan memiliki kandungan air yang tinggi, yang berkontribusi pada hidrasi tubuh secara keseluruhan. Hidrasi yang memadai penting untuk berbagai fungsi tubuh, termasuk produksi air liur yang cukup.
Youtube Video:
Air liur berfungsi sebagai mekanisme pembersih alami di mulut, membantu mencuci sisa makanan dan bakteri, serta menjaga keseimbangan pH. Dehidrasi dapat menyebabkan mulut kering, yang meningkatkan risiko karies dan masalah gusi.
Laporan dari Institute of Medicine (2004) menekankan pentingnya asupan cairan dari makanan dan minuman.
-
Membantu Pengelolaan Berat Badan
Buah-buahan umumnya rendah kalori namun tinggi serat, sehingga memberikan rasa kenyang lebih lama. Ini dapat membantu mengurangi asupan kalori secara keseluruhan dan mendukung pengelolaan berat badan yang sehat.
Berat badan yang ideal berkorelasi dengan risiko yang lebih rendah terhadap berbagai penyakit kronis, termasuk diabetes dan penyakit jantung, yang keduanya dapat berdampak negatif pada kesehatan mulut.
Penelitian yang diterbitkan dalam Obesity Reviews (2016) menunjukkan peran buah dalam diet penurunan berat badan.
-
Menurunkan Risiko Penyakit Kronis
Asupan buah-buahan yang kaya serat dan antioksidan telah terbukti secara konsisten menurunkan risiko berbagai penyakit kronis seperti penyakit jantung, stroke, diabetes tipe 2, dan beberapa jenis kanker.
Nutrisi dalam buah membantu mengurangi peradangan sistemik dan meningkatkan kesehatan pembuluh darah. Kesehatan sistemik yang optimal sangat penting untuk kesehatan mulut, karena banyak kondisi mulut dipengaruhi oleh kondisi kesehatan umum tubuh.
Sebuah meta-analisis di BMJ (2017) mengkonfirmasi hubungan antara konsumsi buah dan penurunan risiko penyakit kronis.
-
Meningkatkan Kesehatan Kulit
Vitamin C dan antioksidan lainnya yang melimpah dalam buah-buahan berperan dalam produksi kolagen, protein yang penting untuk elastisitas dan kekencangan kulit. Selain itu, antioksidan membantu melindungi kulit dari kerusakan akibat paparan sinar UV dan polusi.
Kulit yang sehat merupakan indikator kesehatan umum, dan asupan nutrisi dari buah-buahan berkontribusi pada penampilan yang cerah dan kulit yang terjaga.
Studi di Journal of Clinical and Aesthetic Dermatology (2014) menyoroti efek positif nutrisi pada kesehatan kulit.
-
Menyediakan Energi Alami
Buah-buahan mengandung gula alami (fruktosa, glukosa, sukrosa) yang menyediakan sumber energi cepat dan berkelanjutan bagi tubuh.
Berbeda dengan gula olahan, gula alami dalam buah disertai dengan serat, vitamin, dan mineral, yang membantu mengatur penyerapan gula dan mencegah lonjakan gula darah yang drastis.
Konsumsi buah sebagai camilan sehat dapat memberikan dorongan energi tanpa efek samping negatif dari makanan olahan. Laporan dari Dietary Guidelines for Americans (2020-2025) merekomendasikan buah sebagai sumber energi yang sehat.
-
Meningkatkan Kesehatan Jantung
Kandungan kalium, serat, dan antioksidan dalam buah-buahan sangat bermanfaat bagi kesehatan kardiovaskular. Kalium membantu menjaga tekanan darah tetap stabil, sementara serat dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL). Antioksidan melindungi pembuluh darah dari kerusakan oksidatif.
Kesehatan jantung yang optimal sangat krusial, karena penyakit periodontal memiliki hubungan dua arah dengan penyakit jantung. Sebuah studi dalam Circulation (2018) menyoroti manfaat konsumsi buah untuk kesehatan jantung.
Dalam diskusi kasus terkait manfaat buah-buahan, peran serat menjadi sangat menonjol.
Sebagai contoh, konsumsi apel secara teratur telah diamati dapat membantu membersihkan permukaan gigi secara mekanis, mengurangi penumpukan plak, dan merangsang produksi air liur yang bersifat membersihkan.
Proses mengunyah buah-buahan berserat tinggi seperti apel atau wortel mentah dapat diibaratkan seperti menyikat gigi alami, membantu melepaskan partikel makanan yang terjebak dan mengurangi lapisan biofilm pada gigi.
Menurut Dr. Anya Sharma, seorang ahli gizi dari National Health Institute, serat alami dalam buah-buahan berperan penting dalam membersihkan plak secara mekanis dari gigi, meskipun bukan pengganti sikat gigi.
Kasus lain melibatkan peran vitamin C yang melimpah dalam buah jeruk, stroberi, dan kiwi. Vitamin C dikenal sebagai nutrisi esensial untuk kesehatan gusi karena perannya dalam sintesis kolagen, komponen utama jaringan gusi.
Kekurangan vitamin C dapat menyebabkan gusi berdarah dan peradangan (skorbut), yang secara signifikan memperburuk kondisi mulut.
Studi observasional pada populasi yang mengonsumsi buah-buahan kaya vitamin C menunjukkan insiden gingivitis yang lebih rendah dan penyembuhan luka gusi yang lebih cepat.
Hal ini menunjukkan bahwa asupan vitamin C yang adekuat dari buah sangat vital untuk menjaga integritas dan kekuatan jaringan periodontal.
Aspek anti-inflamasi dari buah-buahan juga sering menjadi fokus dalam diskusi kasus. Buah beri-berian, misalnya, mengandung antosianin dan antioksidan kuat lainnya yang dapat mengurangi peradangan sistemik di dalam tubuh.
Peradangan kronis merupakan faktor pemicu utama berbagai penyakit, termasuk penyakit periodontal. Dengan mengurangi peradangan, buah-buahan ini dapat membantu menjaga kesehatan gusi dan mencegah kerusakan jaringan yang disebabkan oleh respons inflamasi.
Profesor Michael Davis dari University of London menyatakan, Konsumsi buah-buahan yang kaya antioksidan secara teratur dapat menjadi strategi diet yang efektif untuk mengurangi peradangan kronis, yang memiliki implikasi positif bagi kesehatan mulut dan tubuh secara keseluruhan.
Hubungan antara diet dan mikrobioma mulut juga merupakan area studi yang menarik. Buah-buahan, terutama yang mengandung prebiotik seperti pisang atau apel, dapat mendukung pertumbuhan bakteri baik di dalam mulut dan usus.
Keseimbangan mikrobioma mulut yang sehat penting untuk mencegah pertumbuhan berlebih bakteri patogen yang menyebabkan plak dan karies. Sebuah mikrobioma yang seimbang dapat menciptakan lingkungan yang kurang kondusif bagi pembentukan karang gigi.
Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Sarah Chen dari University of California, San Francisco, menunjukkan bahwa diet kaya serat dari buah-buahan dapat memodulasi komposisi mikrobiota oral, yang berdampak pada kesehatan gigi dan gusi.
Dalam konteks pencegahan karies, meskipun buah mengandung gula alami, serat dan kandungan air yang tinggi dapat membantu menetralkan efek asamnya.
Buah-buahan seperti semangka dan melon memiliki kandungan air yang sangat tinggi, yang membantu membilas sisa gula dari permukaan gigi setelah konsumsi.
Namun, penting untuk dicatat bahwa konsumsi buah yang terlalu sering atau dalam bentuk jus tanpa serat dapat meningkatkan risiko karies jika kebersihan mulut tidak terjaga.
Oleh karena itu, rekomendasi umumnya adalah mengonsumsi buah dalam bentuk utuh dan membatasi jus buah.
Kasus-kasus yang melibatkan individu dengan kondisi medis tertentu juga menunjukkan pentingnya buah. Misalnya, penderita diabetes seringkali memiliki risiko lebih tinggi terhadap penyakit periodontal.
Diet kaya buah-buahan dengan indeks glikemik rendah dapat membantu mengelola kadar gula darah, yang secara tidak langsung mendukung kesehatan gusi.
Pengelolaan gula darah yang baik sangat penting karena kadar gula darah yang tinggi dapat memperburuk peradangan dan menghambat penyembuhan jaringan gusi.
Studi yang dipublikasikan dalam Diabetes Care (2021) menggarisbawahi pentingnya diet seimbang, termasuk buah, dalam pengelolaan diabetes dan komplikasinya.
Efek sinergis dari berbagai nutrisi dalam buah juga menjadi poin penting.
Misalnya, kombinasi vitamin C dan antioksidan lainnya dalam satu buah dapat memberikan perlindungan yang lebih kuat terhadap kerusakan sel dibandingkan jika nutrisi tersebut dikonsumsi secara terpisah.
Ini mendukung gagasan untuk mengonsumsi berbagai jenis buah untuk mendapatkan spektrum nutrisi yang lengkap.
Keajaiban buah terletak pada matriks nutrisinya yang kompleks, di mana berbagai senyawa bekerja sama untuk memberikan manfaat kesehatan yang optimal, kata Dr. John Peterson, seorang peneliti nutrisi dari Mayo Clinic.
Terakhir, aspek hidrasi yang diberikan oleh buah-buahan berkontribusi pada pencegahan mulut kering, suatu kondisi yang meningkatkan risiko karies dan penyakit gusi. Mulut kering terjadi ketika produksi air liur tidak mencukupi, menghilangkan mekanisme pembersihan alami mulut.
Buah-buahan dengan kandungan air tinggi seperti mentimun, stroberi, dan melon dapat membantu menjaga kelembaban mulut.
Dengan demikian, konsumsi buah-buahan ini dapat menjadi bagian dari strategi untuk mempertahankan hidrasi oral yang memadai dan mendukung lingkungan mulut yang sehat.
Tips Mengonsumsi Buah untuk Kesehatan Optimal
Untuk memaksimalkan manfaat buah bagi kesehatan, khususnya kesehatan mulut, beberapa tips praktis dapat diterapkan dalam pola makan sehari-hari. Memilih jenis buah yang tepat dan cara konsumsi yang bijak akan sangat membantu dalam mencapai tujuan tersebut.
-
Pilih Buah-buahan Berserat Tinggi
Buah-buahan seperti apel, pir, wortel (meskipun sayuran, sering dikonsumsi seperti buah), dan buah beri-berian memiliki kandungan serat yang tinggi. Serat ini tidak hanya baik untuk pencernaan, tetapi juga berperan sebagai pembersih alami gigi saat dikunyah.
Mengunyah buah berserat membantu menghilangkan partikel makanan dan plak yang menempel pada gigi, serta merangsang produksi air liur yang penting untuk menetralkan asam dan membilas mulut.
Disarankan untuk mengonsumsi buah-buahan ini dalam bentuk utuh untuk mendapatkan manfaat serat maksimal.
-
Konsumsi Buah Segar daripada Jus
Meskipun jus buah sering dianggap sehat, proses pembuatan jus menghilangkan sebagian besar serat yang bermanfaat.
Selain itu, jus buah seringkali memiliki konsentrasi gula yang lebih tinggi dan lebih asam, yang dapat meningkatkan risiko karies jika dikonsumsi terlalu sering tanpa menjaga kebersihan mulut.
Mengonsumsi buah dalam bentuk utuh memastikan Anda mendapatkan semua nutrisi, termasuk serat, yang membantu menjaga kesehatan gigi dan pencernaan. Jika mengonsumsi jus, pastikan itu 100% buah tanpa tambahan gula dan batasi frekuensinya.
-
Variasikan Jenis Buah
Setiap jenis buah menawarkan profil nutrisi yang unik. Dengan mengonsumsi berbagai jenis buah, Anda memastikan tubuh mendapatkan spektrum vitamin, mineral, dan antioksidan yang lebih luas.
Misalnya, buah jeruk kaya vitamin C, pisang kaya kalium, dan buah beri-berian kaya antioksidan.
Rotasi buah dalam diet harian Anda akan memaksimalkan asupan nutrisi dan memberikan manfaat kesehatan yang komprehensif bagi seluruh tubuh, termasuk sistem imun dan kesehatan mulut.
-
Perhatikan Waktu Konsumsi
Meskipun buah sehat, gula alami yang terkandung di dalamnya dapat berinteraksi dengan bakteri mulut jika tertinggal terlalu lama di gigi.
Disarankan untuk mengonsumsi buah sebagai bagian dari makanan utama atau sebagai camilan di antara waktu makan.
Setelah mengonsumsi buah, terutama yang bersifat asam, pertimbangkan untuk berkumur dengan air atau minum air putih untuk membantu membersihkan sisa gula dan asam dari gigi. Hindari mengonsumsi buah tepat sebelum tidur tanpa membersihkan gigi.
-
Pilih Buah dengan Indeks Glikemik Rendah
Untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil, terutama bagi penderita diabetes atau mereka yang ingin mengelola berat badan, memilih buah dengan indeks glikemik (IG) rendah dapat menjadi pilihan yang baik.
Contoh buah dengan IG rendah meliputi beri-berian, apel, pir, dan jeruk. Buah-buahan ini melepaskan gula ke dalam aliran darah secara lebih lambat, yang membantu mencegah lonjakan gula darah dan memberikan energi yang lebih stabil.
Konsultasikan dengan ahli gizi untuk panduan lebih lanjut mengenai pilihan buah yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan Anda.
Penelitian ilmiah mengenai manfaat buah-buahan umumnya didasarkan pada studi epidemiologi, uji klinis terkontrol, dan penelitian in vitro yang menganalisis komponen bioaktif dalam buah.
Sebagai contoh, studi kohort besar yang diterbitkan dalam The Lancet pada tahun 2017 melibatkan ratusan ribu partisipan dan menemukan korelasi kuat antara asupan buah dan sayuran yang tinggi dengan penurunan risiko penyakit kardiovaskular dan kematian dini.
Desain penelitian semacam ini memungkinkan peneliti untuk mengidentifikasi pola diet dan hubungannya dengan hasil kesehatan jangka panjang, meskipun tidak dapat membuktikan hubungan sebab-akibat secara langsung.
Untuk meneliti dampak buah pada kesehatan gigi dan gusi, studi sering menggunakan pendekatan yang berbeda.
Misalnya, penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Periodontology (2018) menggunakan uji klinis acak terkontrol untuk mengevaluasi efek suplementasi vitamin C pada pasien dengan gingivitis, menemukan bahwa asupan vitamin C yang adekuat dapat mengurangi peradangan gusi.
Studi lain, seperti yang dilakukan oleh Dr. K. M.
Lee dan timnya di Journal of Clinical Dentistry (2019), menganalisis efek mengunyah buah-buahan berserat tinggi pada pH plak dan produksi air liur, menunjukkan bahwa buah-buahan tersebut dapat membantu menetralkan asam dan membersihkan mulut secara mekanis.
Penting untuk ditekankan bahwa istilah “buah jigong” tidak ditemukan dalam literatur ilmiah atau basis data botani yang kredibel.
Istilah ini kemungkinan besar merupakan kiasan atau kesalahpahaman linguistik yang merujuk pada konsep buah-buahan yang bermanfaat untuk kesehatan gigi, terutama dalam konteks pencegahan karang gigi.
Oleh karena itu, semua bukti yang disajikan dalam artikel ini mengacu pada manfaat umum dari berbagai jenis buah yang telah diakui secara ilmiah, bukan pada buah spesifik dengan nama “jigong.” Tidak ada penelitian yang secara khusus menguji atau mengidentifikasi “buah jigong” sebagai entitas botani atau medis.
Meskipun manfaat buah-buahan secara umum didukung oleh bukti ilmiah yang kuat, ada beberapa pandangan yang berbeda atau perlu diklarifikasi.
Salah satu argumen yang sering muncul adalah bahwa buah mengandung gula alami, yang berpotensi menyebabkan karies gigi.
Namun, pandangan ini sering kali mengabaikan fakta bahwa gula dalam buah utuh dibarengi dengan serat, air, dan nutrisi lain yang memodulasi penyerapan gula dan membantu membersihkan mulut.
Kontras dengan gula tambahan dalam makanan olahan, gula alami dalam buah kurang cenderung menyebabkan lonjakan gula darah dan kerusakan gigi jika dikonsumsi sebagai bagian dari diet seimbang dan diikuti dengan kebersihan mulut yang baik.
Pendapat yang mengklaim buah secara inheren buruk bagi gigi seringkali tidak mempertimbangkan matriks nutrisi keseluruhan dari buah utuh.
Penelitian juga seringkali membahas metode pemrosesan buah. Jus buah, misalnya, sering menjadi subjek perdebatan karena menghilangkan serat dan mengonsentrasikan gula.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam British Dental Journal (2020) menyoroti bahwa konsumsi jus buah yang sering dapat meningkatkan risiko erosi gigi karena keasaman dan kandungan gula yang tinggi, terutama jika dikonsumsi di antara waktu makan.
Hal ini menunjukkan bahwa metode konsumsi buah sangat mempengaruhi manfaatnya. Rekomendasi ilmiah umumnya mendukung konsumsi buah dalam bentuk utuh dibandingkan jus, untuk memaksimalkan manfaat serat dan meminimalkan potensi risiko pada kesehatan gigi.
Rekomendasi
Berdasarkan analisis manfaat buah-buahan secara umum dan kaitannya dengan kesehatan, terutama yang berkaitan dengan kesehatan mulut, beberapa rekomendasi praktis dapat diterapkan untuk mengoptimalkan asupan nutrisi dan menjaga kesehatan yang prima.
- Tingkatkan Konsumsi Buah Utuh: Prioritaskan konsumsi buah-buahan dalam bentuk utuh daripada jus, karena serat yang terkandung dalam buah utuh tidak hanya mendukung pencernaan tetapi juga berfungsi sebagai pembersih alami gigi. Serat membantu mengurangi plak dan sisa makanan, serta merangsang produksi air liur yang penting untuk menjaga keseimbangan pH mulut.
- Variasikan Jenis Buah dalam Diet: Untuk mendapatkan spektrum nutrisi yang lengkap, termasuk vitamin, mineral, dan antioksidan, disarankan untuk mengonsumsi berbagai jenis buah setiap hari. Variasi ini memastikan asupan nutrisi esensial yang mendukung sistem kekebalan tubuh, kesehatan gusi, dan fungsi tubuh secara keseluruhan.
- Sertakan Buah Berserat Tinggi untuk Kesehatan Gigi: Pilih buah-buahan dengan tekstur renyah dan kandungan serat tinggi seperti apel, pir, dan stroberi sebagai camilan. Buah-buahan ini dapat membantu membersihkan permukaan gigi secara mekanis dan merangsang produksi air liur, yang berkontribusi pada pencegahan pembentukan karang gigi.
- Perhatikan Waktu dan Cara Konsumsi: Konsumsi buah sebagai bagian dari makanan utama atau camilan sehat. Setelah mengonsumsi buah, terutama yang bersifat asam, disarankan untuk minum air putih atau berkumur untuk membantu membersihkan sisa gula dan asam dari gigi, sehingga mengurangi risiko karies. Hindari mengonsumsi buah terlalu dekat dengan waktu tidur tanpa membersihkan gigi.
- Konsultasi dengan Profesional Kesehatan: Bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti diabetes atau masalah pencernaan, disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli gizi atau dokter. Mereka dapat memberikan panduan personal mengenai jenis dan porsi buah yang paling sesuai dengan kebutuhan diet dan kondisi kesehatan Anda.
Meskipun istilah “buah jigong” tidak memiliki dasar ilmiah sebagai nama botani atau medis untuk suatu spesies buah, pembahasan ini telah menggarisbawahi berbagai manfaat kesehatan yang luar biasa dari konsumsi buah-buahan secara umum.
Buah-buahan merupakan sumber vital serat, vitamin, mineral, dan antioksidan yang berkontribusi pada peningkatan kesehatan gigi dan gusi, mendukung sistem kekebalan tubuh, menjaga kesehatan pencernaan, serta menurunkan risiko berbagai penyakit kronis.
Manfaat-manfaat ini secara tidak langsung dapat membantu dalam menjaga kebersihan mulut dan mencegah masalah yang sering dikaitkan dengan istilah kolokial “jigong” atau karang gigi.
Penting untuk diingat bahwa kunci untuk mendapatkan manfaat maksimal dari buah adalah dengan mengonsumsinya dalam bentuk utuh, bervariasi, dan sebagai bagian dari diet seimbang.
Penekanan pada kebersihan mulut yang baik juga tetap krusial, karena konsumsi buah tidak menggantikan praktik menyikat gigi dan flossing yang teratur.
Untuk penelitian di masa depan, mungkin menarik untuk mengeksplorasi lebih lanjut klaim atau kepercayaan lokal yang mungkin mendasari frasa seperti “buah jigong” untuk melihat apakah ada korelasi dengan buah-buahan tradisional yang memiliki sifat kesehatan mulut yang belum terdokumentasi secara luas dalam literatur ilmiah modern.