Permainan tradisional merupakan warisan budaya yang diwariskan turun-temurun. Berbeda dengan permainan modern yang berbasis teknologi, permainan tradisional umumnya memanfaatkan alat-alat sederhana yang tersedia di lingkungan sekitar, misalnya batu, kayu, daun, atau bambu. Contohnya seperti congklak, petak umpet, engklek, dan layang-layang.
Selain menghibur, permainan tradisional menyimpan berbagai manfaat positif bagi perkembangan anak-anak, bahkan orang dewasa. Berikut beberapa manfaat yang dapat diperoleh:
- Meningkatkan Keterampilan Motorik
- Mengembangkan Keterampilan Sosial
- Merangsang Kreativitas dan Imajinasi
- Mengajarkan Nilai-Nilai Moral
- Melestarikan Budaya
- Meningkatkan Kecerdasan Emosional
- Mengurangi Ketergantungan pada Gawai
- Meningkatkan Daya Ingat dan Konsentrasi
Banyak permainan tradisional melibatkan aktivitas fisik seperti berlari, melompat, dan melempar. Hal ini dapat membantu meningkatkan koordinasi, keseimbangan, dan kekuatan otot anak.
Permainan tradisional biasanya dimainkan secara berkelompok. Interaksi dalam kelompok mengajarkan anak untuk bekerja sama, berkomunikasi, berbagi, dan menyelesaikan konflik.

Beberapa permainan tradisional tidak memiliki aturan yang baku, sehingga mendorong anak untuk berkreasi dan berimajinasi dalam menciptakan variasi permainan.
Banyak permainan tradisional yang mengandung nilai-nilai luhur seperti sportivitas, kejujuran, dan kerja sama tim.
Dengan bermain permainan tradisional, anak-anak turut serta dalam melestarikan warisan budaya bangsa.
Permainan tradisional dapat membantu anak belajar mengelola emosi, seperti rasa senang, sedih, kecewa, dan bangga.
Permainan tradisional menawarkan alternatif hiburan yang sehat dan menyenangkan, sehingga dapat mengurangi ketergantungan anak pada gawai.
Beberapa permainan tradisional, seperti congklak, dapat membantu meningkatkan daya ingat dan konsentrasi anak.
Permainan tradisional menawarkan beragam manfaat bagi perkembangan anak secara holistik. Aspek fisik, kognitif, sosial, dan emosional dirangsang melalui aktivitas bermain yang menyenangkan.
Keterampilan motorik halus dan kasar terasah melalui gerakan-gerakan dalam permainan. Anak-anak belajar mengendalikan tubuh mereka, meningkatkan koordinasi, dan membangun kekuatan fisik.
Interaksi sosial dalam permainan tradisional membangun kemampuan berkomunikasi, bekerja sama, dan menyelesaikan masalah. Anak-anak belajar bernegosiasi, berkompromi, dan menghormati aturan.
Kreativitas dan imajinasi dirangsang melalui permainan yang tidak terikat aturan baku. Anak-anak bebas bereksplorasi, menciptakan variasi permainan, dan mengembangkan daya imajinasi mereka.
Nilai-nilai moral seperti kejujuran, sportivitas, dan kerja sama tim ditanamkan secara alami melalui dinamika permainan. Anak-anak belajar menghargai perbedaan dan menjunjung tinggi nilai-nilai positif.
Melalui permainan tradisional, anak-anak juga belajar menghargai dan melestarikan warisan budaya. Mereka mengenal permainan yang telah dimainkan oleh generasi sebelumnya dan mewariskannya kepada generasi berikutnya.
Kecerdasan emosional dibangun melalui pengalaman menang dan kalah dalam permainan. Anak-anak belajar mengelola emosi, mengatasi rasa frustrasi, dan mengembangkan rasa empati.
Sebagai alternatif hiburan yang sehat, permainan tradisional dapat mengurangi ketergantungan anak pada gawai. Mereka dapat menikmati waktu bermain yang aktif dan interaktif tanpa terpaku pada layar.
Dengan demikian, permainan tradisional memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan mengembangkan potensi anak secara optimal. Mari lestarikan permainan tradisional sebagai bagian dari warisan budaya dan sarana pembelajaran yang berharga.
Tanya Jawab dengan Dokter Anak, Dr. Aisyah Putri
Rina: Dokter, anak saya susah sekali diajak bermain di luar rumah. Dia lebih suka bermain gadget. Bagaimana ya, Dok?
Dr. Aisyah Putri: Ibu Rina, coba ajak anak bermain permainan tradisional bersama. Ajak teman-temannya juga agar lebih seru. Permainan tradisional bisa jadi alternatif hiburan yang menarik dan bermanfaat.
Andi: Dokter, apakah permainan tradisional aman untuk anak usia 3 tahun?
Dr. Aisyah Putri: Bapak Andi, ada banyak permainan tradisional yang aman untuk anak usia 3 tahun, seperti engklek atau petak umpet. Pastikan saja lingkungan bermainnya aman dan awasi anak selama bermain.
Siti: Dokter, anak saya sering bertengkar saat bermain dengan teman-temannya. Apa yang harus saya lakukan?
Dr. Aisyah Putri: Ibu Siti, ajari anak pentingnya kerjasama dan berbagi. Permainan tradisional dapat membantu mengajarkan nilai-nilai tersebut. Dampingi dan bimbing anak saat bermain agar mereka belajar menyelesaikan konflik dengan baik.
David: Dokter, apakah ada permainan tradisional yang dapat meningkatkan konsentrasi anak?
Dr. Aisyah Putri: Bapak David, permainan seperti congklak dapat membantu meningkatkan konsentrasi dan daya ingat anak. Selain itu, menyusun puzzle tradisional juga bermanfaat.