Ketahui 7 Hal Penting tentang Hukum Onani saat Puasa Ramadhan

aisyiyah

apa hukumnya onani di bulan puasa

Tindakan yang disengaja untuk merangsang diri sendiri hingga mencapai klimaks, terkadang menjadi pertanyaan terkait status hukumnya, terutama saat menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Hal ini penting untuk dipahami agar umat Muslim dapat menjalankan ibadah puasanya dengan benar dan sesuai dengan tuntunan agama. Memahami hukum dari tindakan tersebut dapat membantu menjaga kesucian dan keberkahan bulan Ramadhan. Oleh karena itu, penjelasan berikut akan membahas hukum terkait tindakan tersebut dalam konteks ibadah puasa.

Contohnya, seseorang yang secara sengaja melakukan tindakan tersebut di siang hari saat bulan Ramadhan. Atau, seseorang yang tertidur dan mengalami mimpi basah yang mengakibatkan keluarnya mani. Kedua contoh ini memiliki hukum yang berbeda dalam konteks puasa Ramadhan. Perbedaan tersebut perlu dipahami agar umat muslim dapat menjalankan ibadahnya dengan benar. Penting untuk mengetahui konsekuensi dari masing-masing contoh tersebut dan bagaimana cara menebusnya jika diperlukan.

apa hukumnya onani di bulan puasa

Onani di siang hari pada bulan Ramadhan membatalkan puasa. Tindakan ini dianggap melanggar ketentuan puasa yang mengharuskan seseorang untuk menahan diri dari segala hal yang membatalkannya, termasuk aktivitas seksual. Konsekuensinya, puasa orang tersebut menjadi batal dan wajib mengqadha (mengganti) puasa di hari lain setelah Ramadhan. Selain mengqadha, beberapa ulama juga mewajibkan membayar kafarat.

Kafarat yang dimaksud adalah membebaskan seorang budak, jika tidak mampu maka berpuasa dua bulan berturut-turut, dan jika tidak mampu lagi maka memberi makan 60 orang miskin. Kewajiban kafarat ini didasarkan pada beberapa hadis dan pendapat ulama. Namun, terdapat perbedaan pendapat di antara ulama mengenai wajib atau tidaknya kafarat untuk onani. Sebagian ulama berpendapat bahwa kafarat hanya wajib bagi hubungan seksual yang sempurna.

Perlu dibedakan antara onani yang dilakukan secara sengaja dengan keluarnya mani karena mimpi basah. Mimpi basah tidak membatalkan puasa karena terjadi di luar kesadaran dan kontrol seseorang. Hal ini sesuai dengan prinsip dasar hukum Islam yang tidak membebani seseorang di luar kemampuannya. Oleh karena itu, orang yang mengalami mimpi basah di siang hari bulan Ramadhan tetap melanjutkan puasanya dan hanya diwajibkan mandi junub.

Simak Video untuk apa hukumnya onani di bulan puasa:


Mandi junub wajib dilakukan untuk membersihkan diri dari hadas besar setelah keluarnya mani. Mandi junub dilakukan dengan niat dan tata cara tertentu. Tata cara mandi junub meliputi membasuh seluruh tubuh dengan air secara merata, termasuk membersihkan bagian-bagian tersembunyi. Setelah mandi junub, seseorang dianggap suci dan dapat melanjutkan ibadah puasanya.

Untuk menghindari terjadinya onani di bulan Ramadhan, umat Muslim dianjurkan untuk memperbanyak ibadah dan kegiatan positif. Membaca Al-Quran, berzikir, dan menyibukkan diri dengan aktivitas bermanfaat dapat membantu mengalihkan pikiran dari hal-hal yang negatif. Selain itu, menjaga pandangan dan menghindari tontonan atau bacaan yang merangsang juga sangat penting. Menjaga pola makan yang sehat dan teratur juga dapat membantu mengontrol hawa nafsu.

Menjaga pergaulan dan lingkungan yang Islami juga merupakan faktor penting. Berada di lingkungan yang mendukung pelaksanaan ibadah dan menjauhi pergaulan yang buruk dapat membantu seseorang untuk tetap istiqomah dalam menjalankan ibadah puasa. Komunikasi yang baik dengan keluarga dan teman-teman yang saleh juga dapat memberikan dukungan moral dan spiritual. Dengan demikian, seseorang dapat lebih fokus pada ibadah dan terhindar dari godaan untuk melakukan perbuatan yang dilarang.

Penting untuk diingat bahwa bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dan ampunan. Oleh karena itu, setiap Muslim hendaknya memanfaatkan bulan ini sebaik-baiknya untuk meningkatkan kualitas ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Menghindari perbuatan yang membatalkan puasa, termasuk onani, merupakan bagian dari upaya untuk meraih keberkahan Ramadhan. Dengan menjaga diri dari perbuatan yang dilarang, seseorang dapat meraih pahala dan ampunan yang berlimpah di bulan suci ini.

Jika seseorang terlanjur melakukan onani di bulan Ramadhan, hendaknya segera bertaubat kepada Allah SWT dan berjanji untuk tidak mengulanginya lagi. Taubat nasuha adalah taubat yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan disertai penyesalan yang mendalam. Selain itu, penting juga untuk segera mengqadha puasa yang batal dan membayar kafarat jika diwajibkan. Dengan demikian, diharapkan Allah SWT akan mengampuni dosa dan menerima taubatnya.

Poin-Poin Penting

  1. Onani membatalkan puasa. Onani di siang hari pada bulan Ramadhan membatalkan puasa dan wajib diqadha. Ini karena onani dianggap sebagai tindakan yang melanggar larangan dalam berpuasa. Tindakan ini termasuk dalam kategori pembatal puasa sebagaimana disebutkan dalam hadis dan fatwa ulama. Oleh karena itu, penting bagi umat Muslim untuk menjauhi perbuatan ini selama bulan Ramadhan.
  2. Wajib mengqadha puasa. Seseorang yang melakukan onani di siang hari bulan Ramadhan wajib mengganti puasa tersebut di luar bulan Ramadhan. Kewajiban qadha ini berlaku bagi setiap muslim yang dengan sengaja membatalkan puasanya. Penggantian puasa ini bertujuan untuk menyempurnakan ibadah puasa yang telah ditinggalkan. Jumlah hari yang harus diqadha sama dengan jumlah hari di mana puasa dibatalkan.
  3. Kafarat. Terdapat perbedaan pendapat ulama mengenai kewajiban kafarat untuk onani. Sebagian ulama mewajibkan kafarat, sementara sebagian lainnya tidak. Perbedaan pendapat ini didasarkan pada penafsiran dalil-dalil yang berkaitan dengan hukum kafarat. Bagi yang mewajibkan, kafaratnya sama dengan kafarat jima’, yaitu membebaskan budak, jika tidak mampu berpuasa dua bulan berturut-turut, dan jika tidak mampu memberi makan 60 orang miskin.
  4. Mimpi basah tidak membatalkan puasa. Keluarnya mani karena mimpi basah tidak membatalkan puasa. Hal ini karena mimpi basah terjadi di luar kesadaran dan kendali seseorang. Islam tidak membebani seseorang di luar kemampuannya. Namun, orang yang mengalami mimpi basah wajib mandi junub sebelum melanjutkan ibadah puasanya.
  5. Mandi junub. Setelah mimpi basah, wajib hukumnya untuk mandi junub. Mandi junub dilakukan dengan niat dan tata cara tertentu untuk mensucikan diri dari hadas besar. Mandi junub meliputi membasuh seluruh tubuh dengan air secara merata, termasuk membersihkan bagian-bagian tersembunyi. Setelah mandi junub, seseorang dianggap suci dan dapat melanjutkan ibadah puasanya.
  6. Perbanyak ibadah. Untuk menghindari onani, dianjurkan untuk memperbanyak ibadah seperti membaca Al-Quran, berzikir, dan shalat sunnah. Ibadah-ibadah ini dapat membantu mengendalikan hawa nafsu dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan menyibukkan diri dengan ibadah, pikiran akan teralihkan dari hal-hal yang negatif dan hati akan lebih tenang.
  7. Menjaga pandangan dan pergaulan. Menjaga pandangan dari hal-hal yang merangsang dan memilih pergaulan yang baik sangat penting dalam menjaga diri dari perbuatan yang dilarang. Lingkungan pergaulan yang positif dapat memberikan pengaruh yang baik dan membantu seseorang untuk tetap istiqomah dalam beribadah. Menghindari tontonan, bacaan, dan pergaulan yang buruk dapat membantu menjauhkan diri dari godaan.

Tips di Bulan Ramadhan

  • Perbanyak membaca Al-Quran. Membaca Al-Quran dapat menenangkan hati dan pikiran, serta menjauhkan diri dari godaan setan. Al-Quran merupakan pedoman hidup bagi umat Muslim yang berisi petunjuk dan nasihat untuk menjalani kehidupan yang baik. Membaca dan memahami Al-Quran dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Selain itu, membaca Al-Quran juga dapat mendatangkan pahala yang berlipat ganda, terutama di bulan Ramadhan.
  • Berpuasa sunnah di luar Ramadhan. Berpuasa sunnah dapat melatih diri untuk mengendalikan hawa nafsu dan memperkuat ketahanan spiritual. Puasa sunnah juga merupakan amalan yang dicintai Allah SWT dan dapat menghapus dosa-dosa kecil. Beberapa contoh puasa sunnah yang dianjurkan adalah puasa Senin Kamis, puasa Ayyamul Bidh, dan puasa Daud. Dengan membiasakan diri berpuasa sunnah, seseorang akan lebih mudah mengendalikan diri dan menjauhi perbuatan yang dilarang.
  • Menjaga pola makan sehat dan teratur. Pola makan yang sehat dan teratur dapat membantu menjaga kesehatan fisik dan mental, serta mengontrol hawa nafsu. Konsumsi makanan bergizi seimbang dan hindari makanan yang tidak sehat. Perhatikan juga waktu makan agar tidak berlebihan dan tidak kekurangan. Dengan menjaga pola makan yang sehat, tubuh akan lebih sehat dan kuat dalam menjalankan ibadah puasa.
  • Menyibukkan diri dengan kegiatan positif. Mengisi waktu luang dengan kegiatan positif seperti berolahraga, membaca buku, atau mengikuti kajian agama dapat membantu mengalihkan pikiran dari hal-hal yang negatif. Kegiatan positif dapat meningkatkan produktivitas dan memberikan manfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Dengan menyibukkan diri dengan kegiatan positif, seseorang dapat menghindari godaan setan dan menjauhi perbuatan yang dilarang.

Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dan ampunan. Di bulan ini, pintu-pintu surga dibuka lebar dan pintu-pintu neraka ditutup rapat. Setan-setan dibelenggu agar umat Muslim lebih mudah menjalankan ibadah. Oleh karena itu, setiap Muslim hendaknya memanfaatkan bulan ini sebaik-baiknya untuk meningkatkan kualitas ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Puasa di bulan Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dijalankan bagi setiap Muslim yang baligh, berakal sehat, dan mampu. Puasa adalah menahan diri dari makan, minum, dan segala hal yang membatalkannya, mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Dengan berpuasa, seseorang dapat melatih kesabaran, meningkatkan ketakwaan, dan merasakan penderitaan orang yang kurang mampu.

Selain puasa, ibadah lain yang dianjurkan untuk diperbanyak di bulan Ramadhan adalah shalat tarawih. Shalat tarawih adalah shalat sunnah yang dikerjakan pada malam hari di bulan Ramadhan. Shalat tarawih dapat dikerjakan secara berjamaah di masjid atau sendirian di rumah. Dengan melaksanakan shalat tarawih, seseorang dapat meraih pahala yang berlimpah dan mendapatkan keberkahan di bulan Ramadhan.

Membaca Al-Quran juga merupakan amalan yang sangat dianjurkan di bulan Ramadhan. Al-Quran adalah kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah SWT. Membaca Al-Quran dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan seseorang. Di bulan Ramadhan, pahala membaca Al-Quran dilipatgandakan oleh Allah SWT.

Berzikir dan berdoa juga merupakan amalan yang penting di bulan Ramadhan. Dengan berzikir, seseorang dapat mengingat Allah SWT dan mendekatkan diri kepada-Nya. Berdoa adalah memohon kepada Allah SWT agar dikabulkan segala hajat dan diampuni segala dosa. Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan doa yang mustajab.

Sedekah juga merupakan amalan yang sangat dianjurkan di bulan Ramadhan. Sedekah adalah memberikan sebagian harta yang dimiliki kepada orang yang membutuhkan. Dengan bersedekah, seseorang dapat membantu meringankan beban orang lain dan mendapatkan pahala yang berlipat ganda di bulan Ramadhan.

I’tikaf adalah berdiam diri di masjid dengan niat beribadah kepada Allah SWT. I’tikaf biasanya dilakukan pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Dengan beritikaf, seseorang dapat lebih fokus dalam beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. I’tikaf juga merupakan sunnah Rasulullah SAW.

Menjaga silaturahmi juga merupakan amalan yang penting di bulan Ramadhan. Silaturahmi adalah menjalin hubungan baik dengan keluarga, teman, dan tetangga. Dengan menjaga silaturahmi, seseorang dapat mempererat tali persaudaraan dan meningkatkan rasa sosial.

Pertanyaan yang Sering Diajukan

Muhammad Al-Farisi: Apakah onani di malam hari pada bulan Ramadhan membatalkan puasa keesokan harinya?

Ustaz H. Ahmad Jaelani: Tidak, onani di malam hari tidak membatalkan puasa keesokan harinya. Namun, tetap dianjurkan untuk menghindari perbuatan tersebut karena termasuk perbuatan yang dibenci oleh Allah SWT.

Aisyah Hanifah: Bagaimana jika saya tidak sengaja menyentuh kemaluan saya dan keluar mani, apakah puasa saya batal?

Ustaz H. Ahmad Jaelani: Jika tidak disengaja dan tidak disertai dengan rangsangan, maka puasa Anda tidak batal. Namun, jika dilakukan dengan sengaja dan disertai rangsangan, maka puasa Anda batal.

Ahmad Zainuddin: Apakah hukumnya melakukan hubungan suami istri di malam hari pada bulan Ramadhan?

Ustaz H. Ahmad Jaelani: Hubungan suami istri di malam hari pada bulan Ramadhan diperbolehkan. Namun, pasangan suami istri wajib mandi junub sebelum waktu subuh tiba.

Balqis Zahira: Bagaimana jika saya lupa bahwa saya sedang berpuasa dan melakukan onani, apakah puasa saya batal?

Ustaz H. Ahmad Jaelani: Jika Anda benar-benar lupa, maka puasa Anda tidak batal. Namun, jika Anda ingat kemudian melanjutkan, maka puasa Anda batal.

Bilal Ramadhan: Apakah ada doa khusus untuk memohon ampun atas dosa onani?

Ustaz H. Ahmad Jaelani: Tidak ada doa khusus untuk memohon ampun atas dosa onani. Anda dapat memohon ampun kepada Allah SWT dengan doa-doa yang umum, seperti “Astaghfirullah wa atubu ilaih” (Aku memohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya).

Artikel Terkait

Bagikan:

Artikel Terbaru